Wednesday, September 4, 2013

Radio Assunnah 92.3 FM

Radio Assunnah 92.3 FM


Pembukaan Kajian Intensif Keluarga Angkatan Ke-2

Posted: 04 Sep 2013 12:14 AM PDT

Bismillah, Pecinta Radio Kita FM ada kabar gembira untuk Para Muslimah karena akan dibuka kembali kajian intensif keluarga angkatan ke-2. Setelah di tahun lalu, sukses diadakan Kajian Intensif Keluarga yang pertama. Siapkan diri anda untuk menjadi peserta.

kajian muslimah

MAJLISUL USROH AL-ISLAMI (MUSI)

Hari Belajar :

Setiap Hari Sabtu

Dari Pkl. 08:00 s.d 12:000 WIB

Materi Pendidikan :

  • Fikih Pra Nikah
  • Fikih Pernikahan dan Hubungan Suami Istri
  • Fikih Pembinaan Keluarga

Untuk informasi anda bisa menghungi Ponpes Assunnah Cirebon

Jalan Kalitanjung No. 52B Kelurahan Karyamulya

Kecamatan Kesambi Kota Cirebon Telepon :( 0231) 483543

Tafsir Surat Al-Isra’ Ayat 18 – 21

Posted: 03 Sep 2013 09:18 PM PDT

Bismillah,

Pecinta radio Kita FM Rahimakumullah, semoga Allah senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semuanya Aamiin. Untuk mengetahui isi kandungan Al-Quran maka alangkah baiknya jika kita mengetahui tafsir dari ayat-ayat Al Quran tersebut. Di kesempatan kali ini kami akan hadirkan bagaimana kandungan tafsir Surat Al-Isra Ayat 18-21 berikut ini. Artikel ini dalam Majalah Al Bayan Edisi yang ke-9 yang diterbitkan oleh Bidang Dakwah Yayasan Assunnah Cirebon. Semoga bermanfaat..

18. Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), Maka kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.

19. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.

20. Kepada masing-masing golongan baik golongan Ini maupun golongan itu kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi.

21.  Perhatikanlah bagaimana kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). dan pasti kehidupan akhirat lebih Tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya.

tafsir al quran 18-21

Imam Ibnu Katsir berkata dalam kitab tafsirnya:  "Allah  mengabarkan bahwa tidaklah setiap orang yang mencari keduniaan dan apa saja dari kenikmatannya lalu pasti dia mendapatkannya, bahkan hanya sanya akan mendapatkan hal itu bagi siapa yang Allah kehendaki untuk mendapatkan sebatas apa yang Allah kehendaki, dan ini terikat untuk kemutlakan apa saja yang selainnya dari ayat–ayat, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

عَجَلْنَالَهُمَانَشَاءُلِمَنْنُرِيْدثُمَّجَعَلْنَالَهُجَهَنَّميَصْلَاهَا

"Kami segerakan baginya di dunia ini apa yang kami kehendaki bagi siapa yang kami inginkan. Kemudian kami jadikan untuknya neraka Jahannam yang ia akan memasukinya."

Yaitu di akhirat, ia akan memasukinya sampai meliputi dia dari seluruh sisinya, dia tercerla karena keburukan per-buatannya dan sepak terjangnya serta aktivitasnya, dikarenakan dia memilih yang fana dari pada yang kekal, begitu pula dia terusir dan dijauhkan (dari rahmat Allah) dinistakan dan dihinakan.

Imam Ahmad meriwayatkan hadits yang bersumber dari 'Aisyah radhiyallahu `anha, ia berkata: "Telah bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasalam;

الدُّنْيَادَارٌمَنْلاَدَارَلَهُوَمَالٌمَنْلاَمَالَلَهُوَلَهَايَجْمَعُمَنْلاَعَقْلَلَهُ

"Dunia ini adalah rumah bagi orang yang tidak punya rumah (di akhiratnya) dan sebagai harta bagi orang yang tidak punya harta (di akheratnya) dan berkumpul untuk (memperebutkannya) orang yang tidak punya akal."

Sedangkan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

(وَمَنْأَرَادَالْأَخِرَةَ) "dan barang siapa yang menghendaki akherat" yaitu menghendaki kebahagiaan akherat dan apa saja dan apa saja yang terkandung di dalamnya dari berbagai kenikmatan dan kesenangan dan ia berusaha dan berjerih payah  untuk mencarinya dengan cara melakukan apa saja yang semestinya yaitu  mengikuti Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasalam  lagi pula ia seorang yang beriman dalam hatinya  yaitu mempercayai pahala dan balasan (dari Allah subhanahu wa Ta’ala) maka usaha dan jerih payah mereka itu (diterima) dan dibalasi (Allah) dengan kebaikan.

Allah subhanahu wa Ta’ala mengatakan (كُلاًّ) yaitu setiap masing – masing dari dua golongan tersebut baik yang menghedaki keduniaan semata dan orang–orang yang menghen-daki akhirat kami anugrahi mereka semua (مِنْعَطَاءِرَبِّكَ) "dari anugerah pemberian Tuhanmu (Muhammad). " Yaitu dia Allah yang Maha Mengatur (segala urusan) dan Maha Bijaksana dan tidak zhalim maka Allah subhanahu wa Ta’ala memberi siapa  yang pantas untuk mendapatkan kecelakaan dan juga siapa yang layak untuk mendapat kebahagiaan dan tidak ada yang bisa mencegah ketetapan hukum-Nya dan pemberian anugerah-Nya, juga tidak ada yang bisa merubah apa yang Allah subhanahu wa Ta’ala kehendaki. Oleh karena itu Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَاكَانَعَطَاءُرَبِّكَمَحْظُوْرًا

"Dan tidaklah anugrah Tuhanmu dicegah."

Yaitu tidak bisa seseorang mencegahnya. Al Imam Qotadah menafsirkan makna (مَحْظُوْرًا) yaitu (مَنْقُوْصًا) "dikurangi" sedangkan Al Imam Al Hasan Al Bashri dan Ibnu Juroij dan Ibnu Zaid:  (مَمْنُوْعًا) "dicegah". Kemudian Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اُنْظُرْكَيْفَفَضَلْنَابَعْضَهُمْعَلَىبَعْض

"Lihatlah bagaimana kami (Allah subhanahu wa Ta’ala) beri keutamaan sebagian mereka atas sebagian yang lain."

Yaitu di dunia ini, maka ada yang kaya dan ada juga yang miskin, ada yang bagus dan ada juga yang jelek, ada yang meninggalnya waktu kecil dan ada pula yang meninggalnya sudah tua.

Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلِلْأَخِرَةِأَكْبَرُدَرَجَاتٍوَأَكْبَرُتَفْضِيْلاً

"Dan sungguh negeri akherat jauh lebih besar derajat kemuliaannya dan keutamaannya."

Yaitu perbedaan mereka di akhirat jauh lebih besar daripada perbedaan mereka di dunia, yaitu ada diantar mereka yang menghuni jahannam dengan berbagai tingkatan adzab dan belenggu rantainya, dan ada pula dari mereka yang menghuni surga dengan tingkat derajat kemuliaan yang tinggi dan kenikmatan serta kebahagiaan yang luar biasa. Begitulah penghuni neraka dan penghuni surga ada tingkatan masing–masing, dimana di dalam surga ada seratus tingkatan yang mana jarak setiap tingkatannya yaitu sejauh jarak antar bumi dan langit, dan di dalam hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan muslim:

إِنَّأَهْلَالدَّرَجَاتِالعُلَىلَيَرَوْنَأَهْلَعِلِيِيْنَكَمَاتَرَوْنَالْكَوْكَبَالْغَابِرَفِيأُفُقِالسَّمَاءِ

"Sesungguhnya orang- orang yang menempati tingkatan setinggi (dalam surga) sungguh mereka melihat orang-orang yang menempati 'illiyin (tempat tertinggi dalam surga) seperti kalian melihat bintang kejora di ufuk langit."

Untuk itu Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلِلْأَخِرَةِأَكْبَرُدَرَجَاتٍوَأَكْبَرُتَفْضِيْلاً

"Dan sungguh negeri akhirat jauh lebih besar derajat kemuliaannya dan keutamaannya."

Demikianlah artikel mengenai tafsir di kesempatan kali ini. Disusun oleh Ustadz Muhammad Toharo, Lc dan dipublish oleh Abu Arfa (radioassunnah.com)

No comments:

Post a Comment