Friday, September 13, 2013

Radio Assunnah 92.3 FM

Radio Assunnah 92.3 FM


(Bedah Buku) Sunnah-Sunnah Setelah Kematian

Posted: 13 Sep 2013 01:04 AM PDT

Bismillah

Berikut ini adalah informasi Kajian Ilmiah Islamiah Bulanan untuk Bulan September 2013/Dzulqodah 1434 H.

Hadirilah

Kajian Ilmiah Islamiyah

Bedah Buku ” Sunnah-Sunnah Setelah Kematian”

Bersama: Ustadz Zaenal Abidin, Lc

Hari: Sabtu

Tanggal : 21 September 2013

Waktu : Pukul 09.00 s/d Selesai

Tempat : Masjid Assunnah Cirebon

Alamat : Komplek Ponpes Assunnah Jl. Kalitanjung No. 52B Kesambi Kota Cirebon

Contact person: 081572354923

Didukung oleh:

Forum Silaturahmi Majlis Ta’lim Kota Cirebon, DKM Assunnah, MSI Attashfiyah,

Radio Kita FM

Pamflet

pamflet ust zaenal

Cara Agar Hati dan Keimanan Kita Tetap Kuat

Posted: 12 Sep 2013 08:22 PM PDT

Pertanyaan:
Bagaimanakah caranya agar hati dan keimanan kita tetap kuat dan tidak berputus asa dari rahmat Allah?

Jawaban:
Semoga Allah Azza Wa Jalla memberkahi penanya dan memudahkan urusan hidupnya. Agar kita tidak mudah putus asa di kehidupan ini dan bisa istiqomah di atas jalan Allah Azza Wa Jalla maka pertama kita harus yakin bahwa segala sesuatu di dunia ini sudah Allah Azza Wa Jalla tetapkan dan seorang muslim yang beriman kepada Allah Azza Wa Jalla dan hari Akhirat maka tidaklah dia mendapatkan keburukan dalam hidupnya melainkan di belakang itu ada kemudahan.

hati yang kuat

Karena itu adalah janji Allah Azza Wa Jalla.. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan sampai Allah Azza Wa Jalla ulang dua kali dalam surat Al Insyirah.

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S Al Insyirah : 5)

sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S Al Insyirah : 6)

Kemudian yang kedua bahwa sesulit apapun hidup ini maka kita harus yakin bahwa Allah Azza Wa Jalla tidak akan pernah menghinakan hamba-Nya yang beriman kepada-Nya. Kesulitan adalah ujian.. apabila kita bisa menyikapi dengan sabar seperti yang disebutkan tadi maka keutamaannya sangat banyak, diantaranya adalah rahmat Allah yang sudah Allah Azza Wa Jalla siapkan untuknya.

Apakah diantara bentuk rahmat-Nya tersebut? Hal ini sebagaimana Sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi Wassalam, beliau menyebutkan bahwa Allah Azza Wa Jalla bila mencintai suatu kaum Dia akan menguji mereka. Barangsiapa dia ridho dengan ujian tersebut, maka Allah Azza Wa Jalla akan ridho padanya, tapi barangsiapa berkeluh kesah maka Allah Azza Wa Jalla akan murka padanya.

Rasulullah saw. bersabda,

“Bila Allah ingin memberikan kebaikan pada seseorang, maka Dia akan mengujinya." (HR Bukhari)

Sesungguhnya besarnya suatu pahala itu sesuai dengan besamya ujian. Jika Allah mencintai suatu kaum, Dia menguji mereka. Barangsiapa ridha, maka ia mendapatkan keridhaan-Nya; dan barangsiapa yang murka (tidak tahan uji), maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya."(HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Di ayat lain menyebutkan bahwa seorang mu’min dalam hidupnya di dunia ini senantiasa mendapatkan ujian sampai ketika dia berjumpa dengan Allah Azza Wa Jalla maka dia tidak akan menanggung dosa sedikitpun. Artinya ujian tadi menghapuskan dosa-dosanya asal kita ridho, itulah diantara rahmat Allah Azza Wa Jalla sehingga mengantarkannya kepada Allah Azza Wa Jalla dan dimasukkan ke surganya. Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan kesempatan tersebut, sehingga ketika kita faham masalah ini kita tidak akan putus asa.

Hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidziy dari Abu Hurairah Radiyallahu’anhu katanya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda,

مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

Ujian akan terus menimpa seorang mukmin; laki-laki dan perempuan, menimpa dirinya, anaknya, dan hartanya, sehingga ia berjumpa dengan Allah tanpa membawa dosa.

Kemudian yang ketiga mendalami ilmu agama, dengan kita mendalami ilmu agama kita akan mengetahui segala macam hikmah, sehingga Allah menyebut ilmu ini dengan hikmah. Dan seorang yang diberi hikmah berarti diberikan kebaikan yang sangat banyak, adapun dunia maka itu merupakan kebaikan namun kebaikannya sediikit, dalam Al Quran Allah Azza Wa Jalla menyebutkan ketika menyebutkan dunia.. sesungguhnya dunia itu adalah kesenangan yang sedikit tapi ketika Allah memberikan hikmah “Allah memberikan hikmah dan barangsiapa diberikan hikmah berarti allah telah memberikan kebaikan yang sangat banyak”..

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي اْلأَمْوَالِ وَاْلأَوْلاَدِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي اْلأَخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللهِ وَرِضْوَانٌ وَمَاالْحَيَاةُ الدُّنْيَآ إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga diantara kamu serta berlomba-lomba dalam kekayaan dan anak keturunan. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridlaannya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Hadid: 20).

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَايَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ

 "Allah menganugerahkan al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang al-Qur'an dan as-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi al-Hikmah, dia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (Al-Baqarah: 269).

Oleh karena kata Nabi Shalallahu ‘alaihi Wassalam bahwa barangsiapa dikehendaki oleh Allah Azza Wa Jalla mendapatkan kebaikan tentu kebaikan yang luas dunia dan akhirat yaitu dimudahkan faham agama. Nabi bersabda:

من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين

"Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkannya dalam urusan agama." (HR. Bukhari nomor 71 dan Muslim nomor 1037).

Sehingga ketika kita faham soal agama kita akan mengetahui hikmah dibalik segala kesulitan sehingga tidak mudah putus asa, stress dan sebagainya. namun justru kita akan semakin mantap dan istiqomah.

Kemudian yang keempat banyaklah bergaul dengan orang-orang soleh.. yang akan senantiasa menghibur ketika kita sulit dan akan menasihati kita ketika kita terjerumus dalam maksiat dan akan menganjurkan kita untuk senantiasa berbuat baik dan bersyukur ketika kita lapang. Dan untuk itu mereka tidak berharap apapun kecuali memang karena ketaqwaan kepada Allah Azza Wa Jalla. Dan persahabatan itu akan berlangsung di dunia dan di akhirat seperti Allah Azza Wa Jalla sebutkan orang yang berkawan di dunia ini satu sama lain di akhirat akan berseteru akan bermusuhan kecuali orang-orang yang berkawannya karena ketaqwaan kepada Allah Azza Wa Jalla.

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.(Az-Zukhruf: 67)

Kemudian berikutnya banyaklah meminta kepada Allah.. agar kita dimudahkan dalam urusan hidup ini agar diperbaiki kehidupan kita seperti yang disebutkan contoh do’anya tadi hendaklah kita senantiasa mengucapkan do’a tersebut baik dalam sholat kita, di luar sholat kita, kapanpun kita ucapkan do’a tersebut yaitu:

Do’a Untuk Meraih Kehidupan Bahagia

Dan do’a-doa yang semisal,  hendaklah senantiasa kita ucapkan kemudian hendaklah kita selalu berlindung kepada Allah Azza Wa Jalla dari segala keburukan dan dimudahkan dari segala kesulitan, demikian Wallahua’alam.

Pertanyaan di jawab oleh Ustadz Tata Abdul Ghoni dalam program acara KISAH (Kajian Ilmiyah Siang Hari) Meraih Kehidupan Bahagia pukul 13.00-14.00

Adapun untuk rekaman audio tanya jawab ini Anda bisa simak di bawah ini:

Atau Anda bisa download langsung disini.

dipublish oleh Abu Arfa Tim radioassunnah.com

Ayat dan Hadits dari berbagai sumber. Gambar dari sxc.hu

Iman Kepada Al Quran (Bagian 2)

Posted: 12 Sep 2013 05:25 PM PDT

Bismillah, pecinta Radio Kita FM Rohimakumullah.. kita akan melanjutkan kembali pembahasan mengenai Iman kepada Al Quran dari pembahasan yang telah lalu. Seperti yang telah kita ketahui, Iman kepada Al Quran merupakan salah bagian Rukun Iman yang masuk kepada Iman kepada Kitab-Kitab yang Allah turunkan. Dan dikarenakan, Al Quran adalah Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi Wassalam sebagai pembawa risalah kepada ummat Islam sampai kepada kita sekarang ini, maka Iman kepada Al-Quran menjadi salah satu pembahasan yang khusus agar kita bisa lebih mengetahui bagaimana Iman kepada Al Quran yang benar sesuai dengan apa yang telah Allah Subhanahu Wa Ta'ala syari’atkan. Semoga bermanfaat ^^

Pembahasan Sebelumnya: Iman Kepada Al Quran (bagian 1)

iman kepada al quran

D.    Tantangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala terhadap para penentang Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah mu'jizat paling besar Nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi Wassalam yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan setiap mu'jizat yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada para nabi-Nya selalu berkaitan dengan keadaan kaumnya masing-masing, oleh karenanya saat sihir merebak pada kaum fir'aun maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengutus Nabi-Nya Musa ‘alaihissalam dengan mu'jizat yang mirip dengan sihir tetapi bukanlah sihir sehingga para tukang sihir mengetahui bahwa hal itu datang dari Rabbul 'Alamin seperti Tongkat yang bisa berfungsi seperti layaknya sihir, seperti  yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebutkan tentang hal itu didalam firman-Nya:

"Maka para tukang sihir langsung tersungkur sujud, mereka berkata kami beriman kepada Rabbil 'Alamin, Rabbnya Musa dan Harun." (QS.  As-Sy'uara:  46-48)

Mu'jizat seperti ini tidak diberikan kepada selain Nabi Musa ‘alaihissalam.
Demikian pula saat tersebar kemampuan luar biasa tentang pengobatan pada zaman Nabi 'Isa ‘alaihissalam, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan mu'jizat kepada Nabi 'Isa ‘alaihissalam sesuatu yang membuat para ahli pengobatan zaman itu terheran-heran dimana mereka tidak memiliki kemampuan seperti itu dan hal seperti itu tidaklah datang melainkan dari pencipta manusia yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'ala, seperti menghidupkan orang yang sudah mati, menyembuhkan penyakit kusta atau kebotakan yang merupakan penyakit-penyakit yang sangat membahayakan dan ditakuti, juga membentuk seperti burung dari tanah kemudian dihidupkan dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta'ala sehingga membuat akal para ahli pengobatan dan kedokteran tercengang dan tunduk serta mengakui bahwa itu semua datang dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala .

Juga saat berkembang kefasihan dalam berbahasa, balaghah, syair dan retorika dalam berpidato dikalangan bangsa arab maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadikan mu'jizat Nabi-Nya Shalallahu 'alaihi Wassalam Al-Qur'an yang mengandung nilai bahasa yang sangat tinggi yang tidak bisa ditandingi oleh ahli syair manapun dari bangsa arab, dimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyifatinya dengan:


"Tidak mengandung kebathilan didepan ataupun dibelakangnya, diturunkan dari sisi Dzat Maha Bijaksana lagi terpuji." (QS.  Fushshilat: 42).

E. Tahapan-tahapan tantangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala terhadap para penentang Al-Qur'an

Merupakan kekeliruan besar tuduhan dan anggapan dari bangsa arab yang menyatakan bahwa Al-Qur'an tidak datang dari sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala tetapi bikinan manusia, maka Allah  Subhanahu Wa Ta'ala menantang mereka untuk membuat dan menghadirkan yang semisal dengan Al-Qur'an dan mengkhabarkan bahwa mereka pasti tidak akam mampu untuk melakukannya, tantangan ini berlaku umum untuk mereka atau siapapun yang beranggapan sama dengan mereka baik dari bangsa manusia ataupun bangsa jin sampai hari kiamat, sebagaimana hal tersebut disebutkan secara langsung oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala didalam firman-Nya:

"Katakanlah (wahai Muhammad Shalallahu 'alaihi Wassalam) jika manusia dan jin bersatu untuk menghadirkan sesuatu yang semisal dengan Al-Qur'an ini maka mereka tidak akan mampu untuk menghadirkannya semisal dengannya walaupun sebagian mereka membantu sebagian lainnya." (QS.  Al Isr:  88)

Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala menantang mereka dengan yang lebih ringan dari yang pertama saat mereka tidak mampu, yaitu menantang agar membuat atau menghadirkan sepuluh surat saja yang semisal dengan yang ada didalam Al-Qur'an jika memang Al-Qur'an adalah bikinan manusia, seperti yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebutkan didalam firman-Nya:


"Bukankah mereka mengatakan dia (Muhammad Shalallahu 'alaihi Wassalam) membuatnya sendiri, Katakan (wahai Muhammad Shalallahu 'alaihi Wassalam) hadirkanlah sepuluh surat saja yang semisal dengannya bikinan kalian sendiri dan serulah siapapun yang mampu untuk melakukannya selain dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala jika memang kalian benar." (QS. Hud: 13).

Saat mereka tidak mampu menghadirkan sepuluh surat semisal dengan Al-Qur'an, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala menantang mereka dengan yang lebih ringan dari itu yaitu satu surat saja, jika memang Al-Qur'an ini memang bikinan manusia seperti yang mereka persangkakan, seperti yang disebutkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala didalam firman-Nya:


"Bukankah mereka mengatakan dia (Muhammad Shalallahu 'alaihi Wassalam) membuatnya sendiri, Katakan (wahai Muhammad Shalallahu 'alaihi Wassalam) hadirkanlah satu surat saja yang semisal dengannya  dan serulah siapapun yang mampu untuk melakukannya selain dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala jika memang kalian benar." (QS.  Yunus: 38).

Dan tantangan ini terus diulang-ulang oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada orang-orang yang meragukan Al-Qur'an datang dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bahkan menegaskan bahwa mereka tidak akan mampu untuk  menghadirkannya, seperti yang ditegaskan didalam firman-Nya:

"Dan jika kalian merasa ragu terhadap apa yang Kami telah turunkan kepada hamba Kami (Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi Wassalam) maka hadirkanlah satu surat saja semisal dengannya dan serulah pambantu-pembantu kalian selain dari Allah jika memang kalian benar, maka jika kalian tidak mampu melakukannya maka takutlah kepada api nereka yang bahan bakarnya manusia dan bebatuan yang telah dipersiapkan untuk orang-rang yang kafir." (QS.  Al-Baqarah: 23-24)

F.  Sisi mu'jizat Al-Qur'an
Kemu'jizatan Al-Qur'an akan nampak bila kita mencermatinya dengan seksama, dan terlihat dari sisi-sisi berikut:

  1. Lafadz dan susunan kalimatnya, yang menunjukkan ketinggian nilai bahasanya dan kefasihannya yang tidak dapat dijangkau oleh siapapun dari kalangan ahli bahasa dan syair.
  2. Kandungan hukum dan syariatnya yang sesuai dengan keadaan hidup manusia sampai akhir zaman, dengan menerap-kannya dapat menghantarkan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
  3. Berita-berita yang terkan-dung didalamnya baik tentang masa lalu ataupun masa akan datang dari perkara-perkara ghaib.
  4. Isyarat untuk memper-hatikan keadaan alam semesta baik apa yang ada dilangit maupun yang ada dibumi, bahkan pada diri manusia dan proses penciptaannya yang dengan jelas akan membuktikan bahwa Al-Qur'an datang dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala , Dzat Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu.

Bila kita memperhatikan semua ini maka insya Allah akan semakin mantaplah keimanan kita terhadap Al-Qur'an dan kelezatan dalam membacanya sehingga akan tumbuh kerinduan untuk terus membacanya dan kerinduan untuk berjumpa dengan Dzat yang berfirman dengannya (Allah Subhanahu Wa Ta'ala) dan tumbuh keinginan untuk mengkaji kandungannya yang merupakan maksud dari diturunkannya Al-Qur'an serta keinginan untuk menerapkan hukum-hukum yang terkandung didalamnya.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa menunjuki kita dengan Al-Qur'an dan menjadikan kita sebagai ahli Al-Qur'an, diberi kemudahan untuk selalu membacanya, mengkajinya, mengamamalkannya dan mengajarkannya.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعه إلى يوم القيامة

Daftar Pustaka:
1.    Al-Qur'an Al-Karim.
2.    Al-Iman Bil-Kutub Syaikh Muhammad Al-Hamd
3.    Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim oleh Al-Imam Ibnu Katsir
4.    At-Tauhid  oleh Syaikh Dr Shalih  bin Fauzan Al Fauzan.
5.    Syarah Aqidah Thahawiyah oleh Al Imam Ibnu Abi 'Iz Al Hanafi.
6.    Syarh Al-Ushul Ats-Tsalatsah oleh Syaikh Muhammad bin Utsaimin.
7.    Al-Iman Bil-Kutub Syaikh Muhammad binAbdurrahman Al-Juhani.

Ditulis oleh Ustadz Tata Abdul Ghoni Hafidzhohullahu Ta'ala, Beliau adalah salah satu Pengajar di Ponpes Assunnah Cirebon dan Pemateri di Radiosunnah Kita FM. Dari Majalah Al Bayan Edisi 9

DIpublish Ulang oleh Abu Arfa Tim radioasunnah.com sumber gambar: sxc.hu

No comments:

Post a Comment