Saturday, September 14, 2013

Radio Assunnah 92.3 FM

Radio Assunnah 92.3 FM


Kisah Zaid bin Tsabit

Posted: 14 Sep 2013 02:01 AM PDT

Beliau adalah Abul A'war Said bin Zaid bin Amru bin Nufail al-Quraisyi Al-Adawi. Ayah beliau Zaid bin Amru bin Nufail adalah salah satu diantara manusia yang hanif (lurus) yang selalu mencari agama yang hanif yaitu agama Nabiyullah Ibrahim alaihisalam.

Dari tulang sulbi beliau (Zaid bin Amru bin Nufail) tumbuhlah seorang pemuda gagah pemberani sebagai penerus keutamaan keluarga terpandang dalam salah satu suku Quraisy, dialah bernama Said yang berarti "bahagia". Maka sesuai dengan namanya ia adalah orang yang mendapatkan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia ia bahagia Karena telah diberi hidayah Islam di saat manusia tenggelam dalam kekufuran, di akhirat ia bahagia karena tempat beliau adalah surganya Allah Ta’ala.

zaid bin tsabitKeutamaan Beliau

Pertama: Beliau termasuk salah satu sahabat as-Sabiqunal Awwalun (pertama yang memeluk Islam), Said bin Zaid pernah mengatakan :"Demi Allah sungguh aku melihat keadaanku tatkala itu bahwa Umar adalah harapanku untuk meninggikan Islam sebelum ia masuk Islam". Dari keterangan beliau diatas dapat disimpulkan bahwa ke-Islaman beliau lebih dahulu ketimbang ke-Islaman Umar. Beliau termasuk sahabat yang turut serta merasakan penderitaan dan siksaan di awal-awal masa Islam.

Al Imam Abu Abdillah Al-Hakim meriwayatkan, "KeIslaman Said bin Zaid bin Amru adalah sebelum Rasulullah shalallahu `alaihi wassalam masuk ke Darul Arqom dan sebelum Rasulullah menampakan seruan kepada manusia untuk masuk Islam.

Kedua: Beliau adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga. Saib bin Zaid berkata Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam menyebutkan bahwa dirinya adalah orang kesepuluh dari sepuluh calon penduduk surga. Beliau menyebutkan,"Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Zubair di surga, Saad di surga, Abduraahman di surga, "kemudian dikatakan" lalu siapakah yang kesembilan ? "Beliau menjawab, "Dia adalah saya".

Ketiga: Beliau adalah di antara para sahabat Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam  yang diberi kabar gembira berupa syahid di jalan-Nya. Said bin Zaid berkata, "Aku bersaksi atas Rasulullah shalallahu `alaihi wassalam  bahwa suatu hari beliau pernah berkata, "Tenanglah wahai (bukit) Hira' karena di atasmu adalah seorang Nabi shiddiq dan syahid sedangkan yang bersama Nabi tatkala itu adalah sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, Zubair, dan Saad bin Abi Waqqosh, Abdurrahman bin Auf dan Said bin Zaid".

Keempat: Apabila beliau disakiti maka beliau segera kembali kepada Allah dan berhujjah dengan apa yang beliau dengar dari Rasulullah.

Suatu hari Arwa binti Uwais mengklaim bahwa Said bin Zaid telah mengambil sebagian dari tanah miliknya sehingga  wanita tersebut  mengadukan Said kepada Marwan bin Hakam lalu Said menjawab (membela diri), "Apakah aku mengambil sebagian tanah miliknya setelah aku mendengar hadits dari Rasulullah shalallahu `alaihi wassalam bahwa beliau bersabda, "Barangsiapa yang mengambil sejengkal tanah secara dzalim maka kelak akan dipikulkan kepada dirinya hingga bumi yang ketujuh".

Lalu Marwan mengatakan kepada beliau, "Sungguh aku tidak akan meminta bukti darimu setelah ini."

Lalu Said mengatakan, "Ya, Allah apabila wanita tersebut berdusta  maka butakan kedua matanya dan binasakanlah ia di tanah miliknya tersebut."

Maka tidaklah Arwa meninggal kecuali ia buta kedua matanya, suatu ketika ia berjalan di tanah miliknya, tiba-tiba ia terperosok ke sebuah lubang dan meninggal di tempat tersebut. (HR Muslim, no. : 1231)

Kejadian tersebut tidaklah mengherankan karena Rasulullah shalallahualaihiwasal pernah bersabda :وَاتَّقُدَعْوَةَالْمَظْلُوْمِفَإِنَّهُلَيْسَبَيْنَهَاوَبَيْنَاللهَحِجَابٌ

"Berhati-hatilah dari do'a orang yang terzalimi karena tidak ada penghalang antaranya dan Allah" (HR. Bukhari, no. 1425 dan muslim, no. 19)

Dalam hadits yang lain Nabi bersabda :

ثَلَاثٌتُسْتَجَابُدَعْوَتُهُمْ : الوَالِدُوَالْمُسَافِرُوَالْمَظْلُوْمُ"

"Ada tiga do'a yang selalu terkabulkan : do'a orang tua, orang yang bepergian, dan do'a orang yang terzalimi."

Beberapa ibrah dan pelajaran yang dapat dipetik adalah :
1.    Kezaliman adalah perbuatan jelek yang telah Allah haramkan untuk dirinya  dan Allah haramkan untuk seluruh manusia. Diantara bentuk Kezaliman yang sering terjadi adalah menuduh orang lain tanpa ada hak dan bukti karena berarti menyakiti hati sesama muslim. Menuduh dalam Islam akan dibenarkan apabila ia dapat mendatangkan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Namun, dimasa kita sekarang ini, sejalan dengan kemajuan alat-alat telekomunikasi dan perkembangan teknologi semua hal dapat disamarkan, hingga bukti kecurangan dapat dibungkus dengan rapii sesuai pesanan sehingga kecurangan disangka kebenaraan dan sebaliknya kebenaran dianggap kesalahan. Namun dalam peradilan Allah, kelak di akhirat tidak ada yang dapat dikamuflasekan, sekalipun dalam peradilan dunia mungkin mereka bisa tertawa puas dengan keputusan hakim yang memenangkan mereka, namun Allah tidaklah tidur sehingga bisa jadi Allah menyegerakan  adzab dan siksa kepada mereka di dunia sebelum mereka merasakan siksa di akhirat. Naudzubillahi min dzalik.
2. Mencela dan mencaci sesama muslim juga adalah sifat jelek yang jauh-jauh hari Nabi memperingatkan umatnya darinya.

"Mencela seorang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran" (HR Bukhari, no. 48 dan Muslim, no. 64)

Dan sebesar – besar celaan kepada sesama muslim adalah celaan kepada para sahabat Rasulullah shalallahu `alaihi wassalam karena mereka adalah para pembawa agama ini, dan celaan kepada sipembawa berita  berarti  juga celaan terhadap berita yang dibawa. Maka bila mereka mencela para sahabat itu hakikatnya mereka mencela agama Islam karena Islam tidaklah sampai kepada kita melainkan melalui perantara mereka. Semoga Allah menjaga lisan-lisan kita dari perkataan keji dan kotor dan menyelamatkan kita dari musuh- musuh Allah. Aamiin. 

Maraji: Shuar min Hayati Shahabah Rijalun Haula Ar-Rasul

Disusun oleh: Ustadz Abu Mubarok Hamzah Ta'adi dari Majalah Al Bayan Edisi 9

(Kajian MP3) Istiqomah Di Zaman Keterasingan

Posted: 13 Sep 2013 10:28 PM PDT

Bismillah

Pecinta Radio Sunnah Kita FM Rahimakumullah.. Memang benar adanya istiqomah adalah suatu hal yang berat bagi kita apalagi di zaman ini, kecuali orang-orang yang Allah ta'ala beri kemudahan. Semoga kajian islam yang berjudul Istiqomah di Zaman Keterasingan dan diisi oleh Ustadz DR. Muhammad Nur Ihsan, M.A. ini dapat menjadi obat bagi hati-hati yang terguncang dalam keistiqomahan. Aamiin.

Atau Anda bisa download langsung disini.

istiqomah di zaman keterasingan

Pecinta Radio Sunnah Kita FM rahimakumullah, di dalam kehidupan manusia, Allah telah menetapkan jalan yang harus ditempuh oleh manusia melalui syariat-Nya sehingga seseorang senantiasa Istiqomah dan tegak di atas syariat-Nya, selalu menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya serta tidak berpaling ke kanan dan ke kiri. Allah ta'ala telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk senantiasa istiqomah.

Allah Ta'ala berfirman yang artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Robb kami ialah Allah", kemudian mereka tetap beristiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan (di dunia)" (QS. Al Ahqaaf [46]: 13-14)

Akan tetapi bagaimana pun juga seorang hamba tidak mungkin untuk senantiasa terus dan sempurna dalam istiqomahnya. Terkadang seorang hamba luput dan lalai yang menyebabkan nilai istiqomah seorang hamba menjadi berkurang. Oleh karena itu, Allah ta'ala memberikan jalan keluar untuk memperbaiki kekurangan tersebut yaitu dengan beristigfar dan memohon ampun kepada Allah ta'ala dari dosa dan kesalahan. Allah ta'ala berfirman yang artinya, Maka beristiqomahlah (tetaplah) pada jalan yang lurus menuju kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya". (QS. Fushshilat [41]: 6). Di dalam al-Qur'an maupun Sunnah telah ditegaskan cara-cara yang dapat ditempuh oleh seorang hamba untuk bisa meraih istiqomah. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar. Allah Ta'ala berfirman, "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan 'ucapan yang teguh' dalam kehidupan di dunia dan di akhirat" (QS. Ibrahim [14] : 27). Makna "ucapan yang teguh" adalah dua kalimat syahadat. Sehingga, Allah ta'ala akan meneguhkan orang yang beriman yang memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat ini di dunia dan di akhirat.

Kedua, membaca al-Qur'an dengan menghayati dan merenungkannya. Allah ta'ala berfirman yang artinya, "Katakanlah: 'Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan al-Qur'an itu dari Robb-mu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (QS. An Nahl [16]:102)

Ketiga, berkumpul dan bergaul di lingkungan orang-orang saleh. Hal ini sangat membantu seseorang untuk senantiasa istiqomah di jalan Allah ta'ala. Teman-teman yang saleh akan senantiasa mengingatkan kita untuk berbuat baik serta mengingatkan kita dari kekeliruan. Bahkan dalam al-Qur'an disebutkan bahwa hal yang sangat membantu meneguhkan keimanan para sahabat adalah keberadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Allah berfirman yang artinya, "Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rosul-Nya pun berada di tengah-tengah kalian? Dan barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (QS. Ali 'Imran [3]:101)

Keempat, berdoa kepada Allah ta'ala agar Dia senantiasa memberikan kepada kita istiqomah hingga akhir hayat. Bahkan Ummu Salamah radhiyallahu 'anha mengatakan bahwa doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah doa, "Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi 'ala diinik " artinya "Wahai Zat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu." (HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim, dishahihkan oleh Adz Dzahabi, lihat pula Shahihul Jami')

Kelima, membaca kisah Rasulullah, para sahabat dan para ulama terdahulu untuk mengambil teladan dari mereka. Dengan membaca kisah-kisah mereka, bagaimana perjuangan mereka dalam menegakkan diinul Islam, maka kita dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut sebagaimana firman Allah ta'ala yang artinya, "Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman." (QS. Huud [11]: 120)

Pecinta Radio Sunnah Kita FM rahimakumullah demikianlah sedikit yang dapat disampaikan sebagai renungan bagi kita semua untuk meniti jalan istiqomah. Semoga Allah ta'ala memberikan keteguhan kepada kita untuk senantiasa menjalankan syariat-Nya hingga kelak kematian menjemput kita semua. Amiin ya Mujibbassaailiin.

[Diringkas dari penjelasan Hadits Arba'in No. 21 yang ditulis oleh Ustadz Abdullah Taslim, Lc.]
Dari artikel ‘Meniti Jalan Istiqomah — Muslim.Or.Id‘ – dipublish ulang oleh tim radioassunnah.com

Kajian dinduh dan diconvert dari yuvid.tv

Ambulance Untuk Kaum Muslimin

Posted: 13 Sep 2013 08:50 PM PDT

Bismillah..

Kebutuhan akan mobil Ambulance Gratis yang cepat dan tanggap di saat kritis dan darurat memang sangat dibutuhkan oleh kaum muslimin. Diantara fungsi mobil Ambulance diantaranya adalah untuk antar jemput pasien yang sakit, antar jemput jenazah ke tempat pemakaman, dan tanggap darurat korban bencana alam.

Untuk itu, melalui Program Ambulance Untuk Kaum Dhuafa dan Aktifitas Tanggap Darurat Korban Bencana yang dibuka oleh Bidang Dakwah Dan Sosial Yayasan Pondok Pesantren Assunnah Cirebon, Kami menerima donasi dari Anda semua para Muhsinin/Donatur Rohimakumullah untuk membantu pengadaan Ambulance  Untuk Kaum Muslimin ini.

Untuk donasi, Anda bisa menyalurkannya secara langsung ke :

Kantor Sekretariat Bidang Dakwah dan Sosial Yayasan Pondok Pesantren Assunnah Cirebon

Jl. Kalitanjung No. 52B Kel. Karyamulya Kec. Kesambi Kota Cirebon

Atau bisa melalui transfer ke:

BNI Syariah Cirebon No. Rekening: 0254454750 a.n. Udung Muhammad Yunus

CP: 087829531095

Kami ucapkan Jazaakumullahu Khairan atas donasi Anda semuanya. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberkahi harta dan keluarga Anda Aamiin.

ambulance

No comments:

Post a Comment