Monday, July 22, 2013

Radio Assunnah 92.3 FM

Radio Assunnah 92.3 FM


Keutamaan Membaca Al-Quran

Posted: 21 Jul 2013 11:28 PM PDT

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang mengajak kepada pintu-Nya, Yang memberi taufik kepada orang yang dikehendaki-Nya, memberi nikmat dengan menurunkan kitab-Nya yang mengandung ayat yang muhkam dan mutashabih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah subhanahu wata’ala, tiada sekutu bagi-Nya, persaksian yang aku berharap selamat dari siksa-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah hamba dan rasul-Nya, manusia paling sempurna dalam amal ibadah dalam pergi dan pulangnya.

Semoga shalawat selalu tercurah kepadanya, kepada Abu Bakar radhiallahu’anhu sahabatnya paling utama, kepada Umar radhiallahu’anhu yang Allah subhanahu wata’ala memuliakan agama dan dunia menjadi lurus dengannya, kepada Utsman radhiallahu’anhu syahid dalam rumah dan mihrabnya, dan kepada Ali radhiallahu’anhu yang terkenal menyingkap ilmu yang rumit dan membuka tutupnya, dan kepada keluarga dan para sahabatnya, serta orang yang lebih utama dengannya.

Saudara-saudaraku, Allah subhanahu wata’ala berfirman:

قال الله تعالي: {إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتۡلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ يَرۡجُونَ تِجَٰرَةٗ لَّن تَبُورَ ٢٩ لِيُوَفِّيَهُمۡ أُجُورَهُمۡ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضۡلِهِۦٓۚ إِنَّهُۥ غَفُورٞ شَكُورٞ ٣٠}[فاطر: 29- 30]

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, * agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karuniaNya.Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir:29-30)

Membaca al-Qur`an terbagi dua, Pertama, membaca secara hukum, membenarkan beritanya dan melaksanakan hukumnya, hal itu dengan cara melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Hal itu insya Allah akan dibahas di majelis yang lain.

Kedua, membaca secara lafazh yaitu membacanya. Banyak sekali nash yang menunjukkan keutamaannya. Dalam Shahih al-Bukhari, dari Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

خَيرُكُم مَنْ تعَلَّمَ القُرآنَ وعَلَّمَه

“Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari dan mengajarkan al-Qur`an.” HR. Al-Bukhari 4739, at-Tirmidzi 2908, Abu Daud 1452, Ibnu Majah 211, Ahmad 1/69, dan ad-Darimi 3338

Dalam Shahihaian, dari Aisyah radhiallahu ‘anha, sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لماهرُ بالقرآن مع السَّفرةِ الكرامِ البررة، والذي يقرأ القرآنَ ويتتعتعُ فيه وهو عليه شاقٌّ له أجرانِ

“Orang yang pandai membaca al-Qur`an bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti, dan orang yang membaca al-Qur`an dan ia terbata-bata padanya serta merasa berat atasnya, untuknya dua pahala.” HR. Muslim 798, at-Tirmidzi 2904, Abu Daud 1454, Ibnu Majah 3779, Ahmad 6/98, ad-Darimi 3368.

Dua pahala, pertama adalah pahala membaca dan yang kedua karena susahnya dalam membaca. Dalam Shahihain pula, dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مثلُ المؤمنِ الَّذِي يقرأ القرآنَ مَثَلُ الأتْرُجَّةِ ريحُها طيبٌ وطعمُها طيّبٌ، ومثَلُ المؤمِن الَّذِي لاَ يقرَأ القرآنَ كمثلِ التمرة لا ريحَ لها وطعمُها حلوٌ

“Perumpamaan orang beriman yang membaca al-Qur`an adalah seperti buah utrujjah, rasanya enak dan aromanya wangi. Dan perumpamaan orang beriman yang tidak membaca al-Qur`an adalah bagaikan buah kurma, tidak ada aromanya dan rasanya manis.” HR. Al-Bukhari 5111, Muslim 797, at-Tirmidzi 2865, an-Nasa`i 5038, Abu Daud 4829, Ibnu Majah 214, Ahmad 4/408 dan ad-Darimi 3363.

Dalam Shahih Muslim, dari Abu Umamah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

اقْرَؤوا القُرآنَ فإنه يأتي يومَ القيامةِ شفيعاً لأصحابهِ

“Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia datang pada hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya.” HR. Muslim 804 dan Ahmad 5/255

Dalam Shahih Muslim, dari Uqbah bin Amir radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أفلا يغْدو أحَدُكمْ إلى المسجدِ فَيَتعلَّم أو فيقْرَأ آيتينِ منْ كتاب الله عزَّ وجَلَّ خَيرٌ لَهُ مِنْ ناقتين، وثلاثٌ خيرٌ له من ثلاثٍ، وأربعٌ خير له مِنْ أربَع ومنْ أعْدادهنَّ من الإِبِلِ

“Tidaklah seseorang darimu pergi ke masjid, lalu ia mempelajari atau membaca dua ayat dari al-Qur`an, lebih baik baginya daripada dua ekor unta, tiga ayat lebih baik dari pada tiga unta, empat ayat lebih baik baginya dari pada empat ekor unta, dan dari jumlahnya dari unta.” HR. Muslim 803, Abu Daud 1456, dan Ahmad 4/154.

Dalam Shahih Muslim pula, dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ما اجْتمَعَ قومٌ في بيتٍ مِنْ بُيوتِ اللهِ يَتْلُونَ كتابَ الله ويَتدارسونَهُ بَيْنَهُم إلاَّ نَزَلَتْ عليهمُ السكِينةُ وغَشِيْتهُمُ الرحمةُ وحفَّتهمُ الملائكةُ وَذَكَرَهُمْ الله فيِمَنْ عنده

“Tidaklah satu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah subhanahu wa ta'ala (masjid), membaca kitabullah (al-Qur`an) dan saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan turunlah sakinah (ketenangan) kepada mereka, diliputi rahmat dan dikelilingi malaikat, dan Allah subhanahu wata’ala menyebutkan mereka pada orang (malaikat) yang ada di sisi-Nya.” HR. Muslim 2699, at-Tirmidzi 2945, Abu Daud 1455, Ibnu Majah 225, dan Ahmad 2/252.

Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

تعاهَدُوا القرآنَ فوالذي نَفْسِي بيده لَهُو أشدُّ تَفلُّتاً من الإِبلِ في عُقُلِها

“Jagalah hapalan al-Qur`an, demi Allah subhanahuwata’ala yang diriku berada di tangan-Nya, sungguh ia lebih cepat terlepas dari pada unta dalam ikatannya.” Muttafaqun 'alaih. HR. Al-Bukhari 4746, Muslim 791, dan Ahmad 4/397.

Dan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لا يقُلْ أحْدُكم نَسيَتُ آية كَيْتَ وكيْتَ بل هو نُسِّيَ

“Janganlah seseorang darimu berkata ‘aku lupa ayat ini dan ini, tetapi ia dilupakan.” HR. Al-Bukhari 4744, Muslim 790, at-Tirmirdzi 2942, an-Nasa`i 943, Ahmad 1/417, dan ad-Darimi 2745

Hal itu dikarenakan ucapannya, ‘aku lupa’ bisa memberikan arti tidak memperdulikan hapalan al-Qur`an-nya hingga ia melupakannya.

Dari Abdullah bin Mas'ud ra, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

من قَرأ حرفاً من كتاب الله فَلَهُ به حَسَنَةٌ، والحسنَةُ بعشْر أمْثالها، لا أقُول الم حرفٌ ولكن ألفٌ حرفٌ ولاَمٌ حرفٌ وميمٌ حرفٌ

"Barangsiapa yang membaca satu huruf al-Qur`an maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan dibalas sepuluh kebaikan, aku tidak mengatakan satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.' HR. At-Tirmidzi 2910 dan ia berkata: Hasan shahih dari jalur ini, dan sebagian ulama mutaakhirin menshahihkannya secara mauquf kepada Ibnu Mas'ud.

Dan darinya pula, ia berkata:

إنَّ هذا القرآنَ مأدُبةُ اللهِ فاقبلوا مأدُبَتَه ما استطعتمُ، إنَّ هذا القرآن حبلُ اللهِ المتينُ والنورُ المبينُ، والشفاءُ النافعُ، عصمة لِمَنْ تمسَّكَ بِهِ ونجاةٌ لِمَنْ اتَّبعَهُ، لا يزيغُ فَيُستَعْتَب، ولا يعوَجُّ فيقوَّمُ، ولا تنقضي عجائبه، ولا يَخْلَقُ من كثرةِ التَّرْدَادَ، اتلُوه فإنَّ الله يَأجُرُكُم على تلاوتِهِ كلَّ حرفٍ عشْرَ حسناتٍ. أمَا إني لا أقولُ الم حرفٌ ولكِنْ ألِفٌ حرفٌ ولاَمٌ حرفٌ وميم حرفٌ

'Sesungguhnya al-Qur`an ini adalah jamuan Allah subhanahuwata’ala maka terimalah jamuannya sebatas kemampuanmu. Sesungguhnya al-Qur`an ini adalah tali Allah subhanahuwata’ala yang kuat dan cahaya yang nyata, penyembuh yang bermanfaat, penjaga bagi siapa yang berpegang dengannya dan keselamatan bagi yang mengikutinya, tidak menyimpang maka perlu dibetulkan, tidak bengkok sehingga perlu diluruskan, tidak pernah berakhir keajaibannya, tidak jenuh karena banyak diulangi. Bacalah, sesungguhnya Allah subhanahuwata’ala memberi pahala kepadamu karena membacanya setiap huruf sepuluh kebaikan. Adapun saya, sungguh aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, mim satu huruf dan lam satu huruf.' HR. Hakim, Ad-Darimi 3315

Saudara-saudaraku, inilah keutamaan membaca al-Qur`an, pahala ini bagi yang mengharapkan pahala dan ridha dari Allah subhanahu wata’ala. Pahala besar untuk amal yang sedikit. Maka orang yang tertipu adalah yang lalai padanya, orang yang rugi adalah orang yang tidak mendapatkan keuntungan saat tidak bisa lagi menyusulnya. Keutamaan ini mencakup semua al-Qur`an, dan disebutkan dalam sunnah tentang keutamaan beberapa surat tertentu.

Di antara surah tersebut adalah surah al-Fatihah: Dalam Shahih al-Bukhari, dari Abu Sa’id bin Mu’alla radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya:

لأعُلِّمنَّك أعْظَم سورةٍ في القرآن {الْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعَـلَمِينَ} هي السَّبعُ المَثَانِي والقرآنُ العظيمُ الذي أوتيْتُه

"Aku akan mengajarkan kepadamu surah terbesar dalam al-Qur`an ‘alhamdulillahi rabbil ‘alamin’ (al-Fatihah) tujuh (ayat) yang diulang-ulang dan al-Qur`an agung yang diberikan kepadaku.” HR. Al-Bukhari 4720, an-Nasa`i 4720, Abu Daud 1458, Ibnu Majah 3785, Ahmad 4/211, dan ad-Darimi 1492.

Karena keutamaannya tersebut, membacanya merupakan salah satu rukun shalat yang tidak sah kecuali dengannya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لا صلاةَ لمن لم يقرأ بفاتحةِ الكتاب

“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca al-Fatihah.” Muttafaqun 'alaih, HR. Muslim 723, Muslim 394, at-Tirmidzi 247, an-Nasa`i 911, Abu Daud 822, Ibnu Majah 837, Ahmad 5/313, ad-Darimi 1242.

Dan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, ‘Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صلَّى صلاةً لمْ يقرأ فيها بفاتحةِ الكتاب فهي خِدَاجٌ يقولها ثلاثاً

“Barangsiapa shalat yang tidak membaca al-Fatihah padanya, maka ia kurang.” Beliau mengatakannya tiga kali. Ada yang bertanya kepada Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ‘Kami berada di belakang imam.’ Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu menjawab: 'Bacalah pada dirimu (dengan suara pelan). HR. Muslim

Di antara surah yang ditentukan adalah surah al-Baqarah dan Ali Imran: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

اقرؤوا الزهراوين البقرةُ وآل عمران فإنهما يأتيان يومَ القيامةِ كأنَّهُمَا غَمامتان أو غَيَايتان أو كأنهما فِرْقَانِ مِنْ طيرٍ صوافَّ تُحاجَّانِ عن أصحابهما اقرؤوا سُورَة البقرةِ فإنَّ أخْذَها بَرَكةٌ وتَرْكَها حسرةٌ لا يستطيعها البَطَلَةُ

"Bacalah Zahrawain (yaitu) al-Baqarah dan Ali Imran, sesungguhnya keduanya datang pada hari kiamat seolah-olah dua awan, atau bagaikan dua kelompok burung yang berbulu yang membela pembacanya. Bacalah surat al-Baqarah, sungguh mengambilnya adalah berkah dan meninggalkannya adalah rugi, dan penyihir tidak bisa mengganggunya.” HR. Muslim 804 dan Ahmad 5/249.

Dan dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, sesungguhnya Nabi shalallahu’alaihi wasallam bersabda:

إنَّ البيتَ الَّذِي تُقرأُ فيه سورة البقرةِ لا يَدْخله الشَّيطانُ

“Sesungguhnya rumah yang dibacakan surah al-Baqarah di dalamnya tidak bisa dimasuki syetan.” HR. Muslim 780, at-Tirmidzi 2877 dan Ahmad 2/378.

Hal itu dikarenakan di dalamnya ada Ayat Kursi, disebutkan dalam hadits shahih bahwa barangsiapa yang membacanya di malam hari niscaya ia berada dalam penjagaan Allah subhanahuwata’ala dan syetan tidak bisa mendekatinya hingga subuh.

Dan dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma, bahwa Jibril as berkata, dan ia berada di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: 'Ini adalah pintu yang telah dibuka, belum pernah dibuka sebelumnya. Ia berkata: maka turun malaikat darinya, lalu datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata:

أبْشرْ بنورَيْن قد أوتيتهما لم يؤتهُمَا نبيُّ قَبْلَك فاتِحةُ الكتابِ وخواتيمُ سورةِ البقرةِ لن تقْرَأ بحرفٍ منهما إلاَّ أوتِيتَهُ

"Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu, belum pernah diberikan kepada nabi sebelum kamu (yaitu) al-Fatihah dan penutut surah al-Baqarah, engkau tidak membaca satu huruf darinya kecuali diberikan kepadamu." HR.Muslim 806 dan an-Nasa`i 912.

(Surat al-Ikhlas) Juga termasuk surah yang ditentukan keutamaannya disebutkan secara khusus. Tercantum dalam Shahih al-Bukhari, dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda padanya:

والَّذِي نفْسي بيده إنَّها تعدلُ ثُلُثَ القرآنِ

“Demi diriku yang berada di tangan-Nya, sesungguhnya ia mengimbangi sepertiga al-Qur’an.” HR. Al-Bukhari 4726, an-Nasa`i 995, Abu Daud 1461, Ahmad 3/35, Malik 483.

Bukanlah maksudnya mengimbanginya dalam fadhilah (keutamaan) bahwa ia mencukupkan darinya (bisa menggantikannya). Karena itulah jika ia membacanya di dalam shalat sebanyak tiga kali niscaya tidak bisa menggantikannya dari membaca al-Fatihah. Tidak berarti sesuatu yang mengimbangi yang lain dalam keutamaan bahwa ia bisa mencukupkannya. Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قالَ لا إِله إلاَّ الله وحده لا شريك له له الُملْكُ وله الحمدُ عَشْرَ مرَّاتٍ كان كمَن أعتقَ أربعةَ أنفُسٍ من ولدِ إسْماعيلَ

“Barangsiapa yang membaca Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah subhanahuwata’ala, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan untuk-Nya pujian’ sebanyak sepuluh kali, niscaya pahala seperti memerdekakan empat orang budak dan keturunan nabi Ismail.” HR. Al-Bukhari 6041, Muslim 2693, at-Tirmidzi 3553, dan Ahmad 5/418.

Kendati demikian, jika seseorang berkewajiban membayar empat kafarat empat orang budak lalu ia membaca zikir ini, niscaya tidak bisa menggantikan kewajiban memerdekakan budak ini, sekalipun sama dalam keutamaan.

Di antara surah yang mempunyai keutamaan khusus adalah surah al-Falaq dan an-Naas. Dari Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apakah engkau tidak memikirkan ayat-ayat yang diturunkan yang tidak ada seumpamanya yaitu surah al-Falaq dan an-Naas.’HR. Muslim. Dan dalam riwayat an-Nasa`I, 'Tiada seseorang meminta dengan semisalnya dan tidak ada yang berlindung dengan seumpamanya."

Maka bersungguh-sungguhlah, wahai saudaraku, dalam memperbanyak membaca al-Qur`an yang penuh berkah, terutama di bulan ini yang diturunkan al-Qur`an padanya. Sesungguhnya banyak membaca dalam bulan ini memiliki keutamaan khusus. Jibril 'alahissalam mengulangi/tadarus al-Qur`an kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di bulan Ramadhan sebanyak satu kali setiap tahun, dan pada tahun yang beliau shallallahu 'alaihi wa sallam wafat, ia (Jibril 'alahissalam) melakukannya sebanyak dua kali untuk memperkuat dan memantapkan. Para salafus shalih banyak membaca al-Qur`an di bulan Ramadhan, di dalam shalat dan di luarnya. Imam az-Zuhri rahimahullah, apabila masuk bulan Ramadhan berkata: ‘Sesungguhnya ia adalah bulan membaca al-Qur`an dan memberi makan.’ Apabila masuk bulan Ramadhan, imam Malik rahimahullah meninggalkan membaca hadits dan majelis ilmu, dan mengkhususkan membaca al-Qur`an dari mushhaf. Qatadah rahimahullah mengkhatamkan al-Qur`an setiap kali tujuh malam dan pada bulan Ramadhan setiap tiga malam, dan di sepuluh hari terakhir setiap malam. Ibrahim an-Nakha’i mengkhatamkan al-Qur`an di bulan Ramadhan setiap tiga malam dan pada sepuluh hari terakhir setiap dua malam, dan al-Aswad rahimahullah membaca semua al-Qur`an setiap dua malam di semua bulan.

Ikutilah mereka, semoga Allah subhanahuwata’ala memberi rahmat kepadamu, niscaya engkau menyusul orang-orang baik yang suci. Ambilah kesempatan malam dan siang yang mendekatkanmu kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Sesungguhnya umur terus berjalan cepat dan waktu berlalu semuanya, dan hanya bagaikan satu waktu di siang hari.

Ya Allah, berilah kami taufik untuk membaca kitab-Mu menurut cara yang menyebabkan ridha-Mu kepada kami. Berilah kami petunjuk jalan-jalan kesejahteraan. Keluarkanlah kami dari kegelapan kepada cahaya. Dan jadikanlah ia sebagai hujjah bagi kami bukan atas kami, wahai Rabb semesta alam.

Ya Allah, tinggikanlah derajat kami dengannya, selamatkanlah kami dengannya dari kerendahan, ampunilan kesalahan-kesalahan kami dengannya, ampunilah kami, kedua orang tua kami dan semua kaum muslimin dengan rahmat-Mu wahai Yang Paling pengasih dari yang pengasih.

Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya.

Sumber:
1. http://www.ibnothaimeen.com/all/books/article_17685.shtml
2. www.islamhouse.com

Disalin dari buku:
Majelis Bulan Ramadhan
Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin

No comments:

Post a Comment