Tuesday, April 23, 2013

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah


Pentingnya Niat Dalam Beramal (Potret Perjalanan Singkat Bersama Syaikh Abdurazaq)

Posted: 23 Apr 2013 06:37 AM PDT

Senin siang itu, ketika kami berada di sebuah lounge (ruang tunggu) di Bandara Adisutjipto Yogyakarta bersama Syaikh Abdurrozaq menunggu kedatangan pesawat yang akan membawa kami ke Pekanbaru. Di lounge tersebut,secara tak sengaja kami pun berjumpa dengan 2 orang ikhwan asal Pekanbaru yang juga baru mengikuti kajian Syaikh di Masjid Kampus UGM dan Islamic Center BinBaz.

Beberapa waktu kemudian, Syaikh memperlihatkan i-Pad nya kepada kami, bukan mau pamer gadget, ternyata beliau ingin memperlihatkan sebuah hadits yang sedang dibaca beliau sembari menunggu pesawat itu kepada kami. Beliaupun membacakannya kepada kami, hadits tersebut adalah:

عن أبي كبشة الأنماري قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مثل هذه الأمة مثل أربعة نفر رجل آتاه الله مالا وعلما فهو يعمل به في ماله فينفقه في حقه ورجل آتاه الله علما ولم يؤته مالا فهو يقول لو كان لي مثل ما لهذاعملت فيه مثل الذي يعمل قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم فهما في الأجر سواء ورجل آتاه الله مالا ولم يؤته علما فهو يخبطفيه ينفقه في غير حقه ورجل لم يؤته الله مالا ولا علما فهو يقول لو كان لي مال مثل هذا عملت فيه مثلالذي يعمل قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم فهما في الوزر سواء

Dari Abu Kabsyah al Anmari berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda

"Permisalan umat ini seperti empat kelompok" (perhatikan,  kata Syaikh –dan selanjutnya perkataan Syaikh di tengah hadits ini akan diberi tanda kurung)

"Seorang yang Allah berikan harta dan ilmu, maka dia beramal dengannya (yaitu dengan ilmunya) terhadap hartanya, dia infakkan hartanya sesuai dengan kewajibannya (dia infakkan untuk kebaikan, untuk dakwah,membangun sekolah, zakat dan lain-lain)" (ini golongan pertama)

"Dan seorang, yang Allah berikan ilmu, tapi tidak Allah berikan harta, dia berkata Anda aku punya sesuatu (yaitu harta) seperti dia (yaitu kelompok pertama), niscaya aku akan berbuat seperti yang dia perbuat (yaitu berinfak di jalan kebenaran)" (perhatikan perkataan Rasulullah tentang 2 kelompok ini)

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, maka mereka berdua mendapatkan pahala yang sama" (perhatikan yang selanjutnya)

"Dan seorang yang Allah berikan harta, namun tidak Allah berikan ilmu, dia menghabiskan hartanya dan dia keluarkan hartanya pada tempat yang bukan haknya" (yaitu dia gunakan untuk sesuatu yang haram)

"Dan seorang yang Allah tidak berikan harta dantidak pula ilmu, dan dia mengatakan, seandainya punya harta seperti dia (yakni golonga yang ketiga, punya harta tapi tak punya ilmu), niscaya aku akan berbuat seperti orang itu" (yaitu dia akan menyia-nyiakan harta dalam perbuatan haram seperti orang yang ke-3)

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, maka mereka berdua mendapatkan dosa yang sama" (HR Ahmad)

Kemudian Syaikh mengatakan, "Subhanallah, seandainya orang-orang fakir dan mereka yang belum memiliki harta mengetahui hadits ini, niscaya mereka akan senang karena bisa mendapatkan pehala yang sama dengan mereka yang memiliki harta. Juga akan tumbuh semangat pada mereka untuk senantiasa berbuat baik"

"Dan orang yang kedua dan ketiga, yang mendapatkan dosa yang sama, apa yang membuat mereka demikian padahal kondisinya berbeda? Niatnya. Mereka sama-sama memiliki tekad untuk berbuat jahat, berbuat maksiat dan berbuat yang haram, maka mereka mendapatkan dosa yang sama"

Kemudian kami sempat bertanya, "Wahai Syaikh, apakah benar-benar sama, padahal yang satu melakukan, sedangkan yang satu tidak melakukan?". Syaikh menjawab, "begitulah yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam katakan".

Kemudian Syaikh melanjutkan, "Maka sampaikan hadits ini kepada orang-orang utamanya orang-orang fakir dan tidak punya banyak harta agar mereka senang dan agar mereka senantiasa memiliki semangat berbuat baik sehingga mereka mendapatkan pahala yang sama dengan orang-orang yang punya harta".

"Dan apabila engkau menyampaikannya, maka 'man dalla 'alasyai'in kafaa'ilihi', 'siapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan, maka dia seperti orang yang melakukan kebaikan tersebut'. Subhaanallah, betapa banyak pahala yang engkau dapatkan karena apabila mereka melakukannya, engkau pun akan dapatkan pahalanya. Subhaanallah, rahmat dan karunia Allah itu sangatlah besar dan sangat luas"

Dan Hadits Ini Langsung Terpraktekkan

Di akhir Syaikh berbicara (waktu itu sekitar pukul 12.30), tiba-tiba kami mendengar pengumuman bahwa pesawat yang rencananya akan membawa kami ke Pekanbaru pukul 13.00 diundur dan pesawat baru akan sampai di Jogja pukul 17.30 dan take-off ke Pekanbaru pukul 18.00. Dengan demikian perkiraan sampai di Pekanbaru pukul 20.00 dan perjalanan dari Bandara Pekanbaru ke tempat kajian Syaikh kira-kira 1,5 jam atau Syaikh akan tiba di Masjid tempat beliau mengisi (Islamic Center Bangkinang) kira-kira pukul 21.30, padahal dalam pengumuman beliau akan mengisi Ba'da Maghrib. Kami pun panik, sudah tidak konsen lagi mendengar penjelasan Syaikh tentang hadits ini.

Kami melihat Ust Muhammad Wujud yang juga mendampingi perjalanan tersebut, keluar dari lounge untuk konfirmasi ke loket. Tak berapa lama beliau menelepon kami dan meminta kami untuk ke loket, kami pun meminta izin kepada Syaikh. Di loket, ternyata masalahnya adalah cuaca buruk di Pekanbaru dan pesawat harus diganti, sehingga tidak ada jalan lain kecuali hanya itu, berangkat pukul 18.00.

Akhirnya bersama 2 ikhwan Pekanbaru tersebut, kami mencoba mencari alternatif lain, yang penting Syaikh bisa hadir di Masjid untuk mengisi kajian di sana, walaupun kajian diundur Ba'da Isya. Akhirnya, Syaikh, putra beliau Yahya, dan Ust Muhammad Wujud berangkat lebih dulu dengan menggunakan maskapai Garuda yang akan take off pukul 2 siang dan akan sampai di Pekanbaru pukul 17.40. Alhamdulillah kami lega. Kami sendiri, Ust Sigit Abu Hatim (sahabat kami yang saat ini bekerja dengan Syaikh dan mendampingi beliau selama di Indonesia) serta 2 orang ikhwan Pekanbaru, tetap menunggu penerbangan kami pukul 18.00 (yang akhirnya baru take off pukul 19.00 dan sampai di Pekanbaru pukul 21.00).

Namun belakangan, kami mendapatkan informasi dari Ust Muhammad Wujud, bahwa harga tiket Garuda tersebut Rp 3.000.000,- (tiga jutarupiah) per orang, artinya total untuk penerbangan itu Rp 9.000.000,- (sembilan juta rupiah) padahal tiket pesawat sebelumnya hanya Rp 800.000,-. Yang membayar? Ikhwan dari Pekanbaru yang bertemu dengan kami itu. Subhaanallah, alhamdulillah kami bertemu mereka, sebab kami dan Ust Muhammad Wujud tidak membawa uang sebanyak itu.

Dan subhaanallah, hadits yang dibaca oleh Syaikh langsung tergambar dengan nyata, ada orang yang Allah beri harta dan ilmu, dia keluarkan hartanya di jalan Allah, untuk membantu dakwah demi tersebarnya ilmu.  Kepada ikhwan tersebut kami ucapkan jazaakumullahu khairan, semoga Allah membalas dengan kebaikan yang banyak, dan semoga pula tercurah pahala setiap orang yang mengikuti kajian Syaikh di Bangkinang dan Pekanbaru (baik yang datang langsung maupun mendengarkan via radio dan media lain).

 

*nama kedua ikhwan ini tidak kami sebutkan, kalau ada yang tahu, minta tolong disampaikan ucapan terima kasih kami

Penulis: Amrullah Akadhinta, ST.
Artikel Muslim.Or.Id

Kajian “Mengenal Riba dan Taqlid” – Ustadz Aris Munandar (Bontang, 27-28 April 2013)

Posted: 23 Apr 2013 02:53 AM PDT

Pemateri: Ustadz Aris Munandar, MA. (kontributor Muslim.Or.Id)

Mengenal Taqlid
Sabtu, 27 April 2013
Jam 09.00-12.00 WITA
Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq, Yayasan Ihyaus Sunnah (Samping Diknas), Bontang.

Mengenal Riba dan Bahayanya
Ahad, 28 April 2013
Jam 09.00-12.00 WITA
Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq, Yayasan Ihyaus Sunnah (Samping Diknas), Bontang.

Contact Person:
Rosiin: 085752817103
Wahyudi: 085249721532

Kajian ust aris

Memiliki Delapan Istri

Posted: 23 Apr 2013 01:30 AM PDT

Bolehkah seorang pria memiliki 8 istri atau lebih dari empat? Hal ini butuh dibahas karena sedang hangatnya berita seseorang yang memiliki 8 istri. Padahal Islam hanya membatasi 4 istri bagi pria, kecuali Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang dikhususkan boleh memiliki lebih daripada itu. Imam Nawawi menyebutkan bahwa istri Nabi shallalahu 'alaihi wa sallam berjumlah sembilan, sebagaimana disebutkan dalam Al Majmu' (16: 137). Namun itu kekhususan bagi Nabi dan tidak berlaku bagi yang lainnya.

Ketentuan Istri Hanya Maksimal Empat

Dalam Matan Abi Syuja' (Matan Al Ghoyah wat Taqrib) disebutkan,

ويجوز للحر أن يجمع بين أربع حرائر. والعبد بين اثنتين

"Boleh bagi laki-laki merdeka (bukan budak) untuk mengumpulkan empat istri merdeka saja, sedangkan bagi budak boleh mengumpulkan dua istri."

Imam Nawawi dalam kitab beliau Al Majmu' (16: 137) menyebutkan,

ويجوز للحر أن يجمع بين أربع زوجات حرائر، ولا يجوز له أن يجمع بين أكثر من أربع لقوله: مثنى وثلاث ورباع

"Boleh bagi laki-laki merdeka mengumpulkan empat istri merdeka. Tidak boleh bagi laki-laki tersebut mengumpulkan lebih dari empat istri karena dalam ayat sudah disebutkan: dua, tiga atau empat."

Adapun dalam ayat Al Qur'an disebutkan,

وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلَّا تَعُولُوا

"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya." (QS. An Nisa': 3).

Dari ayat ini, Syaikh Prof. Dr. Musthofa Al Bugho mengatakan, "Jika disebutkan bahwa nikahilah dua, tiga, atau empat, maka dipahami bahwa tidak bolehnya menggabungkan lebih dari empat istri sekaligus." (Lihat At Tadzhib, hal. 173).

Ada dua syarat agar bisa berpoligami:

  1. Adil dalam perkara lahir, yaitu dalam nafkah dan pembagian malam. Adapun adil dalam hal batin, maka tidaklah wajib karena sulit dilakukan.  Inilah yang dimaksud dalam firman Allah Ta'ala,

    وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ

    "Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian" (QS. An Nisa': 129). Yang dimaksud dalam ayat ini adalah sulitnya berbuat adil dalam hal batin, yaitu kecintaan di hati.

  2. Kemampuan harta dan badan. (Lihat Hasyiyah 'ala Al Qoul Al Mukhtar karya Dr. Sa'adud Din bin Muhamad Al Kubiy, 2: 51).

Jika Memiliki Delapan Istri

Jauh-jauh hari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sudah menasehati orang yang memiliki delapan istri sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut,

عَنْ قَيْسِ بْنِ الْحَارِثِ قَالَ أَسْلَمْتُ وَعِنْدِى ثَمَانِ نِسْوَةٍ فَأَتَيْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقُلْتُ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ « اخْتَرْ مِنْهُنَّ أَرْبَعًا »

Dari Qois bin Al Harits, ia berkata, "Ketika aku masuk Islam, aku memiliki delapan istri. Aku pun mengatakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang hal tersebut, lalu beliau bersabda: Pilihlah empat saja dari kedelapan istrimu tersebut." (HR. Ibnu Majah no. 1952 dan Abu Daud no. 2241. Syaikh Al Albani menshahihkan hadits ini).

Sama halnya bagi yang memiliki hingga 10 istri, sebagaimana disebutkan dalam hadits,

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ غَيْلاَنَ بْنَ سَلَمَةَ الثَّقَفِىَّ أَسْلَمَ وَلَهُ عَشْرُ نِسْوَةٍ فِى الْجَاهِلِيَّةِ فَأَسْلَمْنَ مَعَهُ فَأَمَرَهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يَتَخَيَّرَ أَرْبَعًا مِنْهُنَّ

Dari Ibnu 'Umar, Ghoylan bin Salamah Ats Tsaqofiy baru masuk Islam dan ia memiliki sepuluh istri di masa Jahiliyyah. Istri-istrinya tadi masuk Islam bersamanya, lantas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan agar ia memilih empat saja dari istri-istrinya. (HR. Tirmidzi no. 1128. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dalam riwayat Ibnu Hibban disebutkan,

أمسك أربعا وفارق سائرهن

"Pilih empat istri dan pisah dengan yang lain." (HR. Ibnu Hibban 9: 465, perowinya tsiqoh termasuk perowi shahihain sebagaimana kata Syaikh Syu'aib Al Arnauth). Setelah membawakan hadits ini, penulis Kifayatul Akhyar, yaitu Abu Bakr Al Hishniy berkata, "Seandainya dibolehkan lebih dari empat istri, tentu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak perintahkan untuk menceraikan istri yang lain (lalu tersisa empat)." (Kifayatul Akhyar, hal. 399).

Kejahilan di Akhir Zaman

Karena saking jahilnya, di akhir zaman akan ada seorang pria yang memiliki 50 istri. Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan pada Qotadah, "Sungguh aku akan memberitahukan pada kalian suatu hadits yang tidak pernah kalian dengar dari orang-orang sesudahku. Kemudian Annas mengatakan,

مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَقِلَّ الْعِلْمُ ، وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا ، وَتَكْثُرَ النِّسَاءُ وَيَقِلَّ الرِّجَالُ ، حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً الْقَيِّمُ الْوَاحِدُ

"Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, merebaknya perzinaan, wanita akan semakin banyak dan pria akan semakin sedikit, sampai-sampai salah seorang pria bisa mengurus (menikahi) 50 wanita (karena kejahilan orang itu terhadap ilmu agama)."(HR. Bukhari no. 81). Sama halnya jahilnya jika seorang muslim memiliki istri lebih dari empat. Jika ada yang memiliki istri sampai 8, maka menjelang kiamat pun ada yang akan memiliki istri sampai 50. Menurut para ulama, angka tersebut tidak menunjukkan angka pasti namun menunjukkan saking banyaknya istri yang dimiliki.

Semoga Allah senantiasa menuntun kita ke jalan kebenaran.

 

@ Pesantren Darush Sholihin, Panggang-Gunungkidul, diselesaikan 12 Jumadal Akhiroh 1434 H

—-

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel
Muslim.Or.Id

Soal-283: Cabut Gigi di Bulan Ramadhan

Posted: 22 Apr 2013 08:07 PM PDT

Hukum cabut gigi di bulan ramadhan, bolehkah?

Dijawab Oleh Ustadz Aris Munandar, M.PI.

Jawabannya Klik Player:

Download

No comments:

Post a Comment