Sunday, January 6, 2013

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah


Engkau Akan Ditanya Berbagai Nikmat

Posted: 06 Jan 2013 11:30 AM PST

Semoga kita dapat menjadi hamba yang bersyukur. Sungguh telah banyak nikmat yang telah Allah anugerahkan. Dan semua kelak akan ditanya, benarkah kita telah memanfaatkan nikmat tersebut dengan benar.

Allah Ta'ala berfirman,

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

"Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)"  (QS. At Takatsur: 8).

Syaikh As Sa'di rahimahullah menerangkan,

Nikmat yang telah kalian peroleh di dunia, apakah benar kalian telah mensyukurinya, disalurkan untuk melakukan hak Allah dan tidak disalurkan untuk perbuatan maksiat? Jika kalian benar-benar bersyukur, maka kalian kelak akan mendapatkan nikmat yang lebih mulia dan lebih afdhol.

Atau kalian malah tertipu dengan nikmat tersebut? Malah kalian tidak mensyukurinya? Bahkan sungguh celaka, kalian malah memanfaatkan nikmat tersebut dalam kemaksiatan. Allah Ta'ala berfirman,

وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ

"Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): “Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan" (QS. Al Ahqaf: 20). Demikian diterangkan dalam Taisir Al Karimir Rahman, hal. 933.

Di antara nikmat yang akan ditanyakan pada hamba di hari kiamat nanti adalah nikmat sehat. Dari Abu Hurairah, Nabishallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُسْأَلُ عَنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِى الْعَبْدَ مِنَ النَّعِيمِ أَنْ يُقَالَ لَهُ أَلَمْ نُصِحَّ لَكَ جِسْمَكَ وَنُرْوِيكَ مِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ

"Sungguh nikmat yang akan ditanyakan pada hamba pertama kali pada hari kiamat kelak adalah dengan pertanyaan: "Bukankah Kami telah memberikan kesehatan pada badanmu dan telah memberikan padamu air yang menyegarkan?" (HR. Tirmidzi no. 3358. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Di manakah nikmat sehat kita salurkan? Apakah untuk berfoya-foya di dunia? Ataukah dimanfaatkan untuk ketaatan?

Dan kebanyakan orang itu lalai dari nikmat sehat tersebut. Dari Ibnu 'Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

"Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang" (HR. Bukhari no. 6412).

Nikmat sehat itulah yang dikatakan oleh Abu Darda',

الصِّحَّةُ غِنى الجسد

"Sehat adalah ghina jasad (yaitu bentuk kecukupan yang ada pada badan kita)". (Kitabusy Syukr, hal. 102. Dinukil dari Jaami'ul 'Ulum wal Hikam, 2: 76).

Mengenai surat At Takatsur ayat 8, Ibnu 'Abbas berkata,

النعيم : صحَّةُ الأبدان والأسماع والأبصار ، يسأَلُ الله العبادَ : فيما استعملوها ؟ وهو أعلمُ بذلك منهم ، وهو قوله تعالى : { إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً }  .

"Yang namanya nikmat adalah badan, pendengaran dan penglihatan yang dalam keadaan sehat. Allah kelak akan menanyakan mengenai nikmat tersebut untuk apakah dimanfaatkan?" Allah yang pasti mengetahui hal itu. Karena Allah Ta'ala berfirman,

إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً

"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya" (QS. Al Isro': 36). (Jaami'ul 'Ulum wal Hikam, 2: 77).

Wahab bin Munabbih berkata bahwa telah tertulis dalam hikmah keluarga Daud,

العافية المُلك الخفيُّ

"Sehat itu bagaikan kerajaan yang tersembunyi". (Jaami'ul 'Ulum wal Hikam, 2: 76).

Ibnu Mas'ud berkata,

النعيمُ : الأمنُ والصحة

"Termasuk nikmat adalah rasa aman dan sehat" (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir. Dinukil dari Jaami'ul 'Ulum wal Hikam, 2: 77).

Intinya sungguh banyak nikmat yang Allah beri, bukan hanya nikmat sehat, namun sedikit yang mau merenungkannya. Padahal semua itu akan dipertanyakan kelak dan dimintai pertanggungjawaban. Allah Ta'ala berfirman,

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا

"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya" (QS. An Nahl: 18).

Bakr Al Mazini pernah berkata,

يا ابن آدم ، إنْ أردتَ أنْ تعلمَ قدرَ ما أنعمَ اللهُ عليك ، فغمِّضْ عينيك

"Wahai manusia, jika engkau ingin tahu kadar nikmat yang telah Allah peruntukkan bagimu, maka penjamkanlah matamu"

Dalam sebagian atsar disebutkan,

كم مِنْ نِعمَةٍ لله في عرقٍ ساكن

"Betapa banyak nikmat Allah yang terdapat dalam pembuluh darah kita" (Jaami'ul 'Ulum wal Hikam, 2: 76).

Jarang yang mau merenungkan hal ini. Dikira nikmat hanyalah harta, uang dan duit. Padahal kesehatan –sungguh- adalah nikmat berharga yang patut disyukuri dan masih ada nikmat lainnya.

Sebagaimana keterangan dari Ibnu Rajab dalam Jaami'ul 'Ulum (2: 82), bahkan nikmat itu ada dua macam, nikmat diniyyah (agama) dan nikmat duniawiyah. Keadaan selamat, terhindar dari bahaya, kesehatan dan rizki adalah nikmat duniawiyah. Sedangkan bersyukur dengan mengucapkan 'alhamdulillah', itu pun nikmat. Nikmat duniawiyah dan diniyyah sama-sama adalah nikmat dari Allah. Kata Ibnu Rajab dan ini yang patut digarisbawahi,

لكن نعمة الله على عبده بهدايته لشكر نعمه بالحمد عليها أفضل من نعمه الدنيوية على عبده ، فإنَّ النعم الدنيوية إنْ لم يقترن بها الشُّكرُ

"Akan tetapi nikmat Allah pada hamba dengan memberi hidayah untuk bersyukur terhadap nikmat dengan mengucapkan 'alhamdulillah' lebih afdhol dari nikmat duniawiyah yang diberikan pada hamba. Karena nikmat duniawiyah, jika tidak dikaitkan dengan syukur, maka itu malah jadi musibah."  Sebagaimana kata Ibnu Hazm,

كل نعمة لا تقرب من الله عز وجل، فهي بلية.

"Setiap nikmat yang tidak digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah, itu hanyalah musibah." (Jaami'ul Ulum wal Hikam, 2: 82)

Lalu perhatikan lagi perkataan Ibnu Rajab selanjutnya,

Jika Allah memberi taufik pada seorang hamba untuk bersyukur atas nikmat duniawiyah dengan mengucapkan 'alhamdulillah' atau dengan melakukan bentuk syukur lainnya, maka nikmat diniyyah ini sendiri adalah lebih baik dari nikmat duniawiyah tersebut dan nikmat diniyyah lebih dicintai di sisi Allah. Karena Allah sangat mencintai orang yang rajin menyanjung-Nya. Allah semakin ridho jika hamba diberi makan, lalu ia memuji Allah atas nikmat tersebut, begitu pula ketika ia minum dan ia pun memuji Allah. Dan pujian Allah terhadap nikmat dan bentuk pujian mereka atas nikmat lebih dicintai oleh Allah dari harta mereka sendiri (Lihat Jaami'ul Ulum wal Hikam, 2: 82-83).

Abul 'Abbas Ibnu Taimiyah mengatakan,

وَأَنَّ الشُّكْرَ يَكُونُ بِالْقَلْبِ وَاللِّسَانِ وَالْجَوَارِحِ

"Syukur haruslah dijalani dengan mengakui nikmat dalam hati, dalam lisan dan menggunakan nikmat tersebut dalam anggota badan" (Majmu' Al Fatawa, 11: 135).

Semoga kita menjadi hamba yang bersyukur.

وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ

"Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur" (QS. Ali Imron: 145).

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

"Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).

Mudah-mudahan kita dapat menyalurkan segala nikmat dalam kebaikan, dengan mengakui dalam hati bahwa itu adalah nikmat dari Allah, menyebut 'alhamdulillah' dalam lisan, dan menyalurkan nikmat tersebut dalam ketaatan, bukan dalam maksiat.

 Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Muslim.Or.Id

Untaian Kata pada Istri Para Pendakwah

Posted: 06 Jan 2013 02:30 AM PST

Sabarlah saudariku… wahai Istri Para Pendakwah…
Suamimu bukan sedang plesiran, melancong kesana-kemari, tanpa tujuan
Suamimu bukan sedang wisata kuliner, memuaskan perutnya semata
Suamimu bukan senang dan gembira  meninggalkanmu dan anak-anakmu…
Apalagi terkadang kamu dan anak-anakmu dalam keadaan sakit

Saudariku…wahai Istri Pendakwah…

Harus saudariku yakinkan dalam hati…
Bahwa suamimu  sekarang meneruskan tugasnya para Nabi dan Rasul 'alaihimussalam
Bahwa suamimu sekarang sedang menyampaikan Firman-Firman Allah Ta'ala
Bahwa suamimu sekarang sedang menyampaikan hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
Bahwa suamimu sekarang sedang berjuang mengajarkan kepada manusia tauhid dan sunnah
Bahwa suamimu sekarang sedang berjuang mengeluarkan manusia dari kesyirikan, bid'ah dan maksiat
Saudariku… wahai Istri Pendakwah

Doakan suamimu… Jangan terlewat sedetikpun kecuali kamu mendoakannya…

Semoga ia ikhlas dalam dakwahnya, semoga ia sehat…,Ilmunya berkah…, diberi petunjuk untuk berdakwah dan menjawab pertanyaan berdasarkan Al Quran dan Sunnah dengan pemahaman para shahabat nabi radhiyallahu 'anhum.

Sungguh suamimu sangat membutuhkan doamu, wahai saudariku…

Wahai saudariku istri para pendakwah…

Demi Allah, kamu bagaikan istri para pejuang di jalan Allah Ta'ala yang sedang menunggu sang Pangeran tercinta…

Kamu bagaikan Bunda Khadijah radhiyallahu 'anha yang menenangkan suaminya Pendakwah sejati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

« كَلاَّ أَبْشِرْ فَوَاللَّهِ لاَ يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا »

"Tidak sama sekali, bergembiralah…Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya…"

Saudariku Istri para pendakwah… bangga dan tersenyumlah untuk itu.

Wallahu a'lam.

Penulis: Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc

Artikel Muslim.Or.Id

 

Kajian Ilmiyah Bersama Ustadz Firanda Andirja, M.A. (20 Januari 2013, Yogyakarta)

Posted: 05 Jan 2013 10:20 PM PST

Hadirilah, Kajian Ilmiyah Bersama
Ustadz Firanda Andirja, Lc., M.A.

“Mendulang Faedah dari Kisah Nabi Musa”

Waktu
Ahad, 20 Januari 2013
Pukul 08.30-11.30 WIB

Tempat
Masjid Kampus UGM
______

“Pentingnya Mendidik Generasi Muda Islam”

Waktu
Ahad, 20 Januari 2013
Pukul 16.00-selesai

Tempat
Masjid Syaikh Jamilurrahman, Bantul

______

Terbuka untuk UMUM

Putra dan Putri

Kontak Person
08122745704 (Ust. Muh. Nur Huda, MA)

Live streaming via
www.radiomuslim.com dan www.radiomajas.com

No comments:

Post a Comment