Friday, June 7, 2013

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah


Mari Semarakkan: Khitanan Massal Gratis di Desa Tlatar 23 Juni 2013

Posted: 07 Jun 2013 05:05 PM PDT

Pensil

Khitan merupakan syariat yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalaam, dan terus berlanjut menjadi syariat yang berlaku bagi umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam. Khitan juga merupakan salah satu fitrah, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:

الْفِطْرَةُ خَمْسٌ أَوْ خَمْسٌ مِنْ الْفِطْرَةِ الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَنَتْفُ الْإِبْطِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَقَصُّ الشَّارِبِ

Fithrah itu ada lima: Khitan, mencukur rambut kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan memotong kumis.

(H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

Akan tetapi, kita perlu menyadari realita bahwa sebagian saudara kita sesama muslim mengalami kesulitan dalam pelaksanaan syariat ini, khususnya mereka yang tinggal di kawasan pedesaan. Kondisi keuangan mereka menjadi penghalang pelaksanaan khitan ini.

Melihat realita di atas, tim Peduli Muslim, Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari berupaya membantu mengatasi masalah tersebut dengan  mengadakan Program Khitanan Massal Gratis, yang -Insya Allah- akan dilaksanakan pada hari Ahad, 23 Juni 2013 di desa Tlatar. Desa ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, Sawangan Magelang.

Anda yang ingin turut berpartisipasi membantu kegiatan ini, dapat menyalurkan donasinya melalui rekening berikut:

Bank BNI Syariah Yogyakarta, no. rekening 0293.191.838 a.n. Peduli Muslim YPIAUntuk transfer dari luar negeri, gunakan kode bank: BNINIDJA

  • Mohon setiap setelah mengirimkan donasi, agar menyampaikan konfirmasi via sms ke nomor +628.961.546.4449 (Muhammad Iqbal)

*) Catatan:

  • Rekening di atas juga menerima donasi untuk program-program Peduli Muslim lainnya, seperti beasiswa pelajar kurang mampu, pelayanan kesehatan gratis, santunan biaya operasi rumah sakit, saluran informasi donor darah, khitanan massal, bantuan pengembangan usaha bagi warga kurang mampu, operasional dan teknis tim, dan lain-lain.
  • Oleh karena itu, para donatur diharap memberikan konfirmasi transfer pada nomor CP di atas, untuk memudahkan "Peduli Muslim" dalam mengalokasikan anggaran.

Semoga Allah ta'ala memberikan balasan pahala dan mengistiqomahkan langkah kita dalam beramal untuk kemaslahatan kaum muslimin. Aamiin.

sumber info: Pedulimuslim.com

Rahmat Allah, Terhapusnya Dosa Sepenuh Bumi dengan Tauhid

Posted: 07 Jun 2013 02:00 AM PDT

dosa maksiat

Di antara keutamaan orang yang mati dan bersih dari syirik adalah jika ia membawa dosa yang begitu banyak, maka itu bisa terhapus atau diampuni karena ketauhidan yang ia miliki. Jadi, syaratnya adalah asalkan ia bersih dari syirik. Inilah yang menunjukkan rahmat Allah bagi setiap hamba-Nya yang bertauhid dan bersih dari syirik.

Dalam hadits qudsi dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta'ala berfirman:

يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

"Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi kemudian engkau tidak berbuat syirik pada-Ku dengan sesuatu apa pun, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi itu pula." (HR. Tirmidzi no. 3540. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Al Hafizh Abu Thohir)

Makna Hadits

Walau seseorang mendatangi Allah dengan dosa sepenuh bumi dan ia memenuhi syarat -walau terasa berat- yaitu berjumpa Allah dalam keadaan bersih dari dosa syirik, maka ia akan meraih ampunan. Syarat yang dimaksud adalah bersih dari syirik yang banyak atau pun yang sedikit, begitu pula selamat dari syirik yang kecil maupun yang besar.

Seseorang tidak bisa selamat dari syirik tersebut melainkan dengan keselamatan dari yang Allah berikan, yaitu menghadap Allah dalam keadaan hati yang bersih (selamat). Sebagaimana AllahTa'ala berfirman,

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)

"(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih" (QS. Asy Syu'araa': 88-89).

Syaikh Sulaiman bin 'Abdullah bin Muhammad At Tamimi berkata, "Hadits di atas  menunjukkan pahala yang besar dari tauhid, juga menunjukkan luasnya karunia Allah. Karena dalam hadits dijanjikan bahwa siapa di antara hamba yang mendatangi Allah dengan dosa sepenuh bumi dan ia mati di atas tauhid, maka ia akan mendapatkan ampunan terhadap dosa sepenuh itu pula." (Taisir Al 'Azizil Hamid, 1: 248).

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, "Mentauhidkan Allah (tidak berbuat syirik, -pen) adalah sebab utama mendapatkan ampunan. Siapa yang tidak mentauhidkan Allah (terjerumus dalam kesyirikan dan tidak bertaubat sampai mati, -pen), maka ia akan luput dari ampunan Allah." (Jaami'ul 'Ulum wal Hikam, 2: 416)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, "Syirik itu ada dua macam, yaitu syirik besar dan syirik kecil. Siapa yang bersih dari kedua syirik tersebut, maka ia pasti masuk surga. Siapa yang mati dalam keadaan berbuat syirik besar, maka ia pasti masuk neraka. Barangsiapa yang mati dalam keadaan bersih dari syirik besar, namun masih memiliki syirik kecil dan punya kebaikan lainnya yang mengalahkan dosa-dosanya, maka ia masuk surga. Karena kebaikan bisa saja mengalahkan syirik kecil yang sedikit. Sedangkan jika ia bebas dari syirik besar akan tetapi ia masih memiliki syirik kecil yang banyak sehingga kejelekannya mengalahkan timbangan kebaikan, maka ia masuk neraka. Intinya, syirik itu membuat hamba itu disiksa, baik itu syirik besar maupun syirik kecil. Namun jika syiriknya adalah syirik kecil dan jumlahnya sedikit dan keikhlasan dia bisa mengalahkan dosa syirik kecil tersebut, maka ia tidak disiksa." (Dinukil dari Taisirul 'Azizil Hamid, 1: 247).

Sanggahan untuk Khawarij dan Mu'tazilah

Hadits di atas juga berisi bantahan terhadap Khawarij yang mengkafirkan seorang muslim karena dosa besar. Begitu pula hadits tersebut sekaligus bantahan pada Mu'tazilah yang berpendapat bahwa orang fasik (gemar maksiat) berada dalam 'manzilah baina manzilatain' (di antara dua keadaan), yaitu bukan mukmin dan bukan pula kafir, namun kelak ia akan kekal dalam neraka. Yang benar adalah yang menjadi akidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yaitu orang fasik tidaklah disematkan iman pada dirinya secara mutlak, begitu pula tidak dihilangkan secara mutlak, namun orang fasik dikatakan mukmin namun kurang imannya atau disebut mukmin namun ahli maksiat, atau bisa disebut pula mukmin dengan imannya dan fasik dengan dosa besar yang ia perbuat.

Laa Ilaha illallah Tidak Cukup di Lisan

Jika kita menggabungkan beberapa hadits dengan hadits yang kita kaji saat ini, maka kita bisa tarik pelajaran penting bahwa laa ilaha illallah tidak cukup di lisan. Namun laa ilaha illalah harus pula disertai dengan menjalankan konsekuensinya, yaitu meninggalkan kesyirikan atau tradisi syirik.

Inilah yang kita pahami dari dua hadits berikut ini:

  1. Hadits muttafaqun 'alaih, dari 'Itban bin Malik bin 'Amr bin Al 'Ajlan Al Anshori, Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
    فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ
    "Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka, bagi siapa yang mengucapkan laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah) yang dengannya mengharap wajah Allah" (HR. Bukhari no. 425 dan Muslim no. 33).
  2. Hadits dari 'Ubadah bin Ash Shomit, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallambersabda,
    مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ ، أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ ، وَرُوحٌ مِنْهُ ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ
    "Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya; begitu juga bersaksi bahwa 'Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, serta kalimat-Nya (yaitu Allah menciptakan Isa dengan kalimat 'kun', -pen) yang disampaikan pada Maryam dan ruh dari-Nya; juga bersaksi bahwa surga dan neraka benar adanya; maka Allah akan memasukkan-Nya dalam surga apa pun amalnya." (HR. Bukhari no. 3435 dan Muslim no. 28)

Kedua hadits di atas dipahami bahwa kalimat laa ilaha illallah tidak hanya di lisan, namun harus juga dengan memahami makna kalimat mulia tersebut dan meninggalkan kesyirikan. Inilah yang dapat dipahami dari hadits Anas bin Malik yang kita ulas kali ini.

Semoga kita dapat berjumpa dengan Allah dalam keadaan hati yang bersih dari syirik. Hanya Allah yang memberi taufik.

Pesantren Darush Sholihin, Panggang-Gunungkidul, 5 Jumadal Ula 1434 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Muslim.Or.Id

Donasi Dakwah Kajian Sekitar UMY (Yogyakarta)

Posted: 06 Jun 2013 08:00 PM PDT

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, bukanlah sesuatu yang samar bagi kita besarnya keutamaan berinfak di jalan Allah. Menyisihkan sebagian harta untuk menegakkan kemuliaan Islam dan kaum muslimin.

Menyambut bulan Ramadhan 1434 H ini, Forum Studi Islam Mahasiswa/FORSIM sebagai salah satu wadah kegiatan dakwah dan tarbiyah yang berada di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membuka kesempatan bagi umat Islam dimana pun berada untuk berpartisipasi menunjang kegiatan keislaman yang insya Allah akan kami laksanakan, diantaranya sebagai berikut:

[1] Pengajian Sambut Ramadhan

Materi: Bimbingan Ibadah Di Bulan Ramadhan
Pemateri: Ust. Aris Munandar, MPI, Ust. M. Abduh Tuasikal, M.Sc.
Fasilitas: Makalah/Panduan Ramadhan
Jumlah Pertemuan: 2 x Pertemuan
Waktu: Ahad, 7 dan 14 Juli 2013
Jam: Pkl. 09.00 – 11.30 WIB

[2] Daurah Singkat Pengenalan Ilmu Kaidah Bahasa Arab

Materi: Pengenalan dasar-dasar ilmu nahwu dan shorof
Fasilitas: Makalah
Jumlah Pertemuan: 2 x Pertemuan
Waktu: Ahad, 14 dan 21 Juli 2013
Jam: Pkl. 07.00 – 08.30 WIB

[3] Kajian Spesial Ramadhan

Materi: Puasa dan Keikhlasan, Tauhid Kunci Kebahagiaan Hidup
Pemateri: Ust. Zaid Susanto, Lc., Ust. Afifi Abdul Wadud
Fasilitas: Buku Dzikir Pagi dan Petang
Jumlah Pertemuan: 2 x Pertemuan
Waktu: Sabtu, Ahad, 20 dan 21 Juli 2013
Jam: Pkl. 09.00 – 11.30 WIB

[4] Sosialisasi Ma'had Mahasiswa al-Mubarok

Materi: Motivasi Menimba Ilmu Syar'i
Fasilitas: Makalah
Jumlah Pertemuan: 2 x Pertemuan
Waktu: Ahad, 14 dan 21 Juli 2013
Jam: Pkl. 13.00 – 14.00 WIB

Rekening Donasi

BNI Syariah no rek. 0200336067 a/n Windri Atmoko

Konfirmasi Donasi

Bagi kaum muslimin yang sudah mengirimkan donasinya dimohon untuk mengirimkan sms konfirmasi kepada panitia dengan format sbb:

Nama#Alamat#Tujuan#Tanggal Transfer#Jumlah Donasi
contoh: Saifullah#Medan#Kajian Spesial Ramadhan#10-6-2013#100.000

Dikirimkan ke no HP: 0877 3949 4717 [Adi]

Penutup

Demikianlah, informasi ta'awun [kerja sama] di atas kebaikan yang hendak kami sampaikan dalam kesempatan ini, mudah-mudahan bisa membukakan jalan-jalan kebaikan bagi kaum muslimin yang mengharapkan kebahagiaan sejati di sisi Allah. Wallahul musta'aan.

Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil 'alamin.

Forum Studi Islam Mahasiswa [FORSIM]
Alamat: Wisma Aflah, Jl. Lingkar Selatan Gg. Kenanga No. 11B Tegalrejo, Tamantirto, Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta [300 m utara Kampus UMY, selatan Masjid al-Mubarok]

http://kajianmahasiswa.wordpress.com/donasi-dakwah/

Fatwa Ulama: Wahabi dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

Posted: 06 Jun 2013 06:30 PM PDT

wahabi

Fatwa Al Lajnah Ad Daimah, Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa  Kerajaan Saudi Arabia

Soal:

"Siapakah wahabi?"

Jawab:

Wahabi adalah kata yang dimunculkan oleh para penentang dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah. Padahal Syaikh rahimahullah berdakwah untuk memurnikan tauhid dari berbagai macam kesyirikan. Beliau ingin menghapus berbagai macam cara beragama di luar yang dituntunkan oleh  Nabi kita Muhammad bin Abdillah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Maksud dari pemunculan nama ini sebenarnya adalah untuk menjauhkan dan menghalangi manusia dari dakwah beliau.

Namun usaha semacam ini tidaklah membahayakan dakwah beliau. Bahkan dakwah beliau semakin tersebar di berbagai penjuru dunia dan semakin dicintai. Di antara mereka yang diberi taufik oleh Allah untuk mengenal dakwah beliau, mereka melakukan penelitian lebih lanjut tentang hakikat dakwah beliau, mereka pun membelanya, karena beliau selalu bersandar pada dalil Al Kitab dan As Sunnah yang shohih pada setiap apa yang beliau sampaikan. Sehingga mereka semakin berpegang teguh dengan dakwahnya, mengikutinya dan mengajak manusia kepada dakwah beliau. Wa lillahil hamd (Segala pujian hanyalah milik Allah).

Wabillahit taufiq. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, juga kepada pengikut dan para sahabatnya.

Yang menandatangani fatwa ini: Anggota : Syaikh Abdullah bin Ghodyan Wakil Ketua : Syaikh Abdur Rozaq 'Afifi Ketua : Syaikh Abdul 'Aziz bin Abdillah bin Baz

[Fatwa Al Lajnah Ad Da'imah Lil Buhuts Al 'Ilmiyah wal Iftah (Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi) no. 9450, pertanyaan kedua]

Penerjemah: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Muslim.Or.Id

 

No comments:

Post a Comment