Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah |
- Mari Semarakkan: Khitanan Massal Gratis di Desa Tlatar 23 Juni 2013
- Rahmat Allah, Terhapusnya Dosa Sepenuh Bumi dengan Tauhid
- Donasi Dakwah Kajian Sekitar UMY (Yogyakarta)
- Fatwa Ulama: Wahabi dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
Mari Semarakkan: Khitanan Massal Gratis di Desa Tlatar 23 Juni 2013 Posted: 07 Jun 2013 05:05 PM PDT Khitan merupakan syariat yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalaam, dan terus berlanjut menjadi syariat yang berlaku bagi umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam. Khitan juga merupakan salah satu fitrah, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:
Akan tetapi, kita perlu menyadari realita bahwa sebagian saudara kita sesama muslim mengalami kesulitan dalam pelaksanaan syariat ini, khususnya mereka yang tinggal di kawasan pedesaan. Kondisi keuangan mereka menjadi penghalang pelaksanaan khitan ini. Melihat realita di atas, tim Peduli Muslim, Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari berupaya membantu mengatasi masalah tersebut dengan mengadakan Program Khitanan Massal Gratis, yang -Insya Allah- akan dilaksanakan pada hari Ahad, 23 Juni 2013 di desa Tlatar. Desa ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, Sawangan Magelang. Anda yang ingin turut berpartisipasi membantu kegiatan ini, dapat menyalurkan donasinya melalui rekening berikut:
*) Catatan:
Semoga Allah ta'ala memberikan balasan pahala dan mengistiqomahkan langkah kita dalam beramal untuk kemaslahatan kaum muslimin. Aamiin. sumber info: Pedulimuslim.com |
Rahmat Allah, Terhapusnya Dosa Sepenuh Bumi dengan Tauhid Posted: 07 Jun 2013 02:00 AM PDT Di antara keutamaan orang yang mati dan bersih dari syirik adalah jika ia membawa dosa yang begitu banyak, maka itu bisa terhapus atau diampuni karena ketauhidan yang ia miliki. Jadi, syaratnya adalah asalkan ia bersih dari syirik. Inilah yang menunjukkan rahmat Allah bagi setiap hamba-Nya yang bertauhid dan bersih dari syirik. Dalam hadits qudsi dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta'ala berfirman: يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً "Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi kemudian engkau tidak berbuat syirik pada-Ku dengan sesuatu apa pun, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi itu pula." (HR. Tirmidzi no. 3540. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Al Hafizh Abu Thohir) Makna HaditsWalau seseorang mendatangi Allah dengan dosa sepenuh bumi dan ia memenuhi syarat -walau terasa berat- yaitu berjumpa Allah dalam keadaan bersih dari dosa syirik, maka ia akan meraih ampunan. Syarat yang dimaksud adalah bersih dari syirik yang banyak atau pun yang sedikit, begitu pula selamat dari syirik yang kecil maupun yang besar. Seseorang tidak bisa selamat dari syirik tersebut melainkan dengan keselamatan dari yang Allah berikan, yaitu menghadap Allah dalam keadaan hati yang bersih (selamat). Sebagaimana AllahTa'ala berfirman, يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89) "(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih" (QS. Asy Syu'araa': 88-89). Syaikh Sulaiman bin 'Abdullah bin Muhammad At Tamimi berkata, "Hadits di atas menunjukkan pahala yang besar dari tauhid, juga menunjukkan luasnya karunia Allah. Karena dalam hadits dijanjikan bahwa siapa di antara hamba yang mendatangi Allah dengan dosa sepenuh bumi dan ia mati di atas tauhid, maka ia akan mendapatkan ampunan terhadap dosa sepenuh itu pula." (Taisir Al 'Azizil Hamid, 1: 248). Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, "Mentauhidkan Allah (tidak berbuat syirik, -pen) adalah sebab utama mendapatkan ampunan. Siapa yang tidak mentauhidkan Allah (terjerumus dalam kesyirikan dan tidak bertaubat sampai mati, -pen), maka ia akan luput dari ampunan Allah." (Jaami'ul 'Ulum wal Hikam, 2: 416) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, "Syirik itu ada dua macam, yaitu syirik besar dan syirik kecil. Siapa yang bersih dari kedua syirik tersebut, maka ia pasti masuk surga. Siapa yang mati dalam keadaan berbuat syirik besar, maka ia pasti masuk neraka. Barangsiapa yang mati dalam keadaan bersih dari syirik besar, namun masih memiliki syirik kecil dan punya kebaikan lainnya yang mengalahkan dosa-dosanya, maka ia masuk surga. Karena kebaikan bisa saja mengalahkan syirik kecil yang sedikit. Sedangkan jika ia bebas dari syirik besar akan tetapi ia masih memiliki syirik kecil yang banyak sehingga kejelekannya mengalahkan timbangan kebaikan, maka ia masuk neraka. Intinya, syirik itu membuat hamba itu disiksa, baik itu syirik besar maupun syirik kecil. Namun jika syiriknya adalah syirik kecil dan jumlahnya sedikit dan keikhlasan dia bisa mengalahkan dosa syirik kecil tersebut, maka ia tidak disiksa." (Dinukil dari Taisirul 'Azizil Hamid, 1: 247). Sanggahan untuk Khawarij dan Mu'tazilahHadits di atas juga berisi bantahan terhadap Khawarij yang mengkafirkan seorang muslim karena dosa besar. Begitu pula hadits tersebut sekaligus bantahan pada Mu'tazilah yang berpendapat bahwa orang fasik (gemar maksiat) berada dalam 'manzilah baina manzilatain' (di antara dua keadaan), yaitu bukan mukmin dan bukan pula kafir, namun kelak ia akan kekal dalam neraka. Yang benar adalah yang menjadi akidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yaitu orang fasik tidaklah disematkan iman pada dirinya secara mutlak, begitu pula tidak dihilangkan secara mutlak, namun orang fasik dikatakan mukmin namun kurang imannya atau disebut mukmin namun ahli maksiat, atau bisa disebut pula mukmin dengan imannya dan fasik dengan dosa besar yang ia perbuat. Laa Ilaha illallah Tidak Cukup di LisanJika kita menggabungkan beberapa hadits dengan hadits yang kita kaji saat ini, maka kita bisa tarik pelajaran penting bahwa laa ilaha illallah tidak cukup di lisan. Namun laa ilaha illalah harus pula disertai dengan menjalankan konsekuensinya, yaitu meninggalkan kesyirikan atau tradisi syirik. Inilah yang kita pahami dari dua hadits berikut ini:
Kedua hadits di atas dipahami bahwa kalimat laa ilaha illallah tidak hanya di lisan, namun harus juga dengan memahami makna kalimat mulia tersebut dan meninggalkan kesyirikan. Inilah yang dapat dipahami dari hadits Anas bin Malik yang kita ulas kali ini. Semoga kita dapat berjumpa dengan Allah dalam keadaan hati yang bersih dari syirik. Hanya Allah yang memberi taufik. — @ Pesantren Darush Sholihin, Panggang-Gunungkidul, 5 Jumadal Ula 1434 H Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Muslim.Or.Id |
Donasi Dakwah Kajian Sekitar UMY (Yogyakarta) Posted: 06 Jun 2013 08:00 PM PDT Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Kaum muslimin yang dirahmati Allah, bukanlah sesuatu yang samar bagi kita besarnya keutamaan berinfak di jalan Allah. Menyisihkan sebagian harta untuk menegakkan kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Menyambut bulan Ramadhan 1434 H ini, Forum Studi Islam Mahasiswa/FORSIM sebagai salah satu wadah kegiatan dakwah dan tarbiyah yang berada di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membuka kesempatan bagi umat Islam dimana pun berada untuk berpartisipasi menunjang kegiatan keislaman yang insya Allah akan kami laksanakan, diantaranya sebagai berikut: [1] Pengajian Sambut Ramadhan Materi: Bimbingan Ibadah Di Bulan Ramadhan [2] Daurah Singkat Pengenalan Ilmu Kaidah Bahasa Arab Materi: Pengenalan dasar-dasar ilmu nahwu dan shorof [3] Kajian Spesial Ramadhan Materi: Puasa dan Keikhlasan, Tauhid Kunci Kebahagiaan Hidup [4] Sosialisasi Ma'had Mahasiswa al-Mubarok Materi: Motivasi Menimba Ilmu Syar'i Rekening Donasi BNI Syariah no rek. 0200336067 a/n Windri Atmoko Konfirmasi Donasi Bagi kaum muslimin yang sudah mengirimkan donasinya dimohon untuk mengirimkan sms konfirmasi kepada panitia dengan format sbb: Nama#Alamat#Tujuan#Tanggal Transfer#Jumlah Donasi Dikirimkan ke no HP: 0877 3949 4717 [Adi] Penutup Demikianlah, informasi ta'awun [kerja sama] di atas kebaikan yang hendak kami sampaikan dalam kesempatan ini, mudah-mudahan bisa membukakan jalan-jalan kebaikan bagi kaum muslimin yang mengharapkan kebahagiaan sejati di sisi Allah. Wallahul musta'aan. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil 'alamin. Forum Studi Islam Mahasiswa [FORSIM] http://kajianmahasiswa.wordpress.com/donasi-dakwah/ |
Fatwa Ulama: Wahabi dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Posted: 06 Jun 2013 06:30 PM PDT Fatwa Al Lajnah Ad Daimah, Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia Soal: "Siapakah wahabi?" Jawab: Wahabi adalah kata yang dimunculkan oleh para penentang dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah. Padahal Syaikh rahimahullah berdakwah untuk memurnikan tauhid dari berbagai macam kesyirikan. Beliau ingin menghapus berbagai macam cara beragama di luar yang dituntunkan oleh Nabi kita Muhammad bin Abdillah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maksud dari pemunculan nama ini sebenarnya adalah untuk menjauhkan dan menghalangi manusia dari dakwah beliau. Namun usaha semacam ini tidaklah membahayakan dakwah beliau. Bahkan dakwah beliau semakin tersebar di berbagai penjuru dunia dan semakin dicintai. Di antara mereka yang diberi taufik oleh Allah untuk mengenal dakwah beliau, mereka melakukan penelitian lebih lanjut tentang hakikat dakwah beliau, mereka pun membelanya, karena beliau selalu bersandar pada dalil Al Kitab dan As Sunnah yang shohih pada setiap apa yang beliau sampaikan. Sehingga mereka semakin berpegang teguh dengan dakwahnya, mengikutinya dan mengajak manusia kepada dakwah beliau. Wa lillahil hamd (Segala pujian hanyalah milik Allah). Wabillahit taufiq. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, juga kepada pengikut dan para sahabatnya. Yang menandatangani fatwa ini: Anggota : Syaikh Abdullah bin Ghodyan Wakil Ketua : Syaikh Abdur Rozaq 'Afifi Ketua : Syaikh Abdul 'Aziz bin Abdillah bin Baz [Fatwa Al Lajnah Ad Da'imah Lil Buhuts Al 'Ilmiyah wal Iftah (Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi) no. 9450, pertanyaan kedua] — Penerjemah: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Muslim.Or.Id
|
You are subscribed to email updates from Muslim.Or.Id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
No comments:
Post a Comment